Anak Usaha Dominasi 55% Perolehan Laba PLN Tahun Lalu

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Pingit Aria
29/8/2017, 17.41 WIB

Anak usaha mendominasi perolehan laba bersihPT PLN (Persero) pada tahun 2016. Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty menjelaskan, laba bersih yang diperoleh oleh anak usaha PLN sepanjang tahun lalu mencapai Rp 5,8 triliun.

Angka itu sekitar 55% dari total laba bersih yang diperoleh PLN secara keseluruhan yakni Rp 10,5 triliun. "Ini dikontribusikan oleh 11 anak usaha yang dimiliki oleh PLN," ujar Syofvi  dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI hari ini, Selasa (29/8). 

Hanya, diakuinya bahwa perolehan laba bersih ini turun jika dibandingkan dengan perolehan tahun 2015. Saat itu, 11 anak usaha PLN memperoleh laba bersih sekitar Rp 8,7 triliun.

(Baca juga:  Pertamina Bentuk Anak Usaha Hulu Migas, Perkapalan dan Listrik)

Syofvi menjelaskan, laba bersih 2015 lebih besar karena pendapatan pajak tanggungan akibat dampak dari revaluasi aset yang dilakukan oleh PT Indonesia Power sebesar Rp 3,1 triliun dan PT Pembangkit Jawa Bali Rp 1,4 triliun.

Menurutnya, kinerja perseroan tahun lalu ditopang oleh pendapatan usaha 11 anak perusahaan yang mencapai Rp 80,3 triliun atau sekitar 28% dari total pendapatan usaha PLN. Sementara, laba usaha tercatat sebesar Rp 9 triliun atau 31% dari total laba usaha PLN.

Secara lebih rinci, Syofvi mengatakan, pendapatan yang diperoleh PLN telah dikurangi biaya-biaya lainnya. Dirinya mencontohkan, biaya bahan bakar yang harus ditanggung anak usaha PLN sebesar Rp 42,4 triliun. Selain itu, biaya penyusutan Rp 9,4 triliun, biaya kepegawaian Rp 3,6 triliun, biaya pemeliharaan Rp 3,6 triliun, biaya administrasi Rp 0,8 triliun, dan disbursement investasi sebesar Rp 10,7 triliun.

"PT Indonesia Power, PT Pembangkitan Jawa Bali, dan PT Pelayanan Listrik Nasional Batam memiliki produksi (listrik) juga sebesar 55% dari produksi yang dimiliki PLN," ujarnya.

(Baca: Demi Negara, Pertamina-PLN Teken Kontrak Listrik Proyek Jawa 1)

Sementara, menurut data yang dipaparkan, PLN menargetkan perolehan laba bersih anak usaha tahun 2017 ini sebesar Rp 6,2 triliun. Akan tetapi, laba bersih PLN secara keseluruhan hanya ditargetkan sebesar Rp 6 triliun. Adapun, hingga Juli 2017, laba bersih 11 anak usaha PLN mencapai Rp 4,2 triliun.

Syofvi pun kembali merinci, 11 anak usaha PLN meliputi, PT Indonesia Power, PT Pembangkitan Jawa Bali, PT Pelayanan Listrik Nasional Batam, PT Indonesia Commnets Plus, dan PT PLN Tarakan.

Selain itu, ada juga PT PLN Batubara, PT PLN Gas & Geothermal, PT Prima Layanan Nasional Enjiniring, Majapahit Holding BV, PT Haleyora Power, dan PT Pelayaran Bahtera Adhiguna.

Syofvi mengatakan, secara umum anak-anak usaha tersebut mensuplai 5 juta ton batubara atau 10% dari kebutuhan PLN. Sedangkan, transportasi batubara 16,3 juta ton batubara atau 32% dari kebutuhan pembangkit se-Indonesia. Anak-anak usaha ini juga terlibat dalam pembangunan transmisi sepanjang 371 kmr dan jasa operasi dan maintenance di 60 area atau 39%.