Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengevaluasi kemampuan Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu memproduksi minyak hingga 300 ribu barel per hari (bph). Padahal, kapasitas fasilitas produksinya tidak mencapai angka tersebut.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan saat ini kapasitas produksi Blok Cepu sekitar 185 ribu bph hingga 200 ribu bph. “Nah mampu tidak 300 ribu bph? Makanya kami kaji dulu,” kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (28/7).

(Baca: Jonan Dorong ExxonMobil Kerek Produksi Cepu Hingga 300 Ribu Bph)

Di sisi lain, peningkatan produksi hingga 300 ribu bph ini juga memiliki risiko. Salah satunya adalah masa produksi lapangan itu menjadi lebih singkat.

Hal ini juga menjadi fokus dari pemerintah. “Ini kan harus kami lihat. Kalau sekarang kami ambil sebanyak-banyaknya, nanti decline-nya lebih cepat,” ujar Arcandra. 

(Baca: Blok Cepu Digenjot, SKK Migas Khawatir Cadangan Cepat Habis)

Di sisi lain ExxonMobil telah mendapatkan persetujuan revisi Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) di Lapangan Bayu Urip, Blok Cepu. Dengan revisi tersebut maka perusahaan asal Amerika Serikat itu bisa meningkatkan produksinya hingga 220 ribu barel per hari (bph).

Vice Presiden for Public and Government Affairs ExxonMobil Erwin Maryoto juga tidak menampik persetujuan Amdal yang sudah dikantongi perusahaannya. “Telah disetujui dan diterbitkan oleh Menteri LHK minggu ini," kata dia.

(Baca: Kementerian LHK Restui Amdal Peningkatan Produksi Blok Cepu)

Sejak awal Januari hingga akhir Juni lalu, produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip Cepu sudah mencapai 199.800 bph. Sementara target lifting minyak nasional tahun ini sebesar 815 ribu bph.