Anak usaha PT Pertamina (Persero), yaitu PT Pertamina EP, akan mengebor sumur minyak dan gas bumi (migas) di Lapangan Poleng, Jawa Timur, yang masuk dalam area Asset 4 Pertamina EP. Ini merupakan sumur perdana yang dibor Pertamina EP di lepas pantai.
Public Relation Manager PT Pertamina EP Muhammad Baron mengatakan saat ini masih mengecek seluruh rig yang akan digunakan untuk mengebor sumur. Adapun rig yang dipakai bernama ENSC0 67. (Baca: Lifting Minyak dan Gas Bumi Semester I 2017 Turun)
Sementara sumur yang akan dibor bernama Poleng N2 atau sumur CW-2H. "Saat ini kami tengah mempersiapkan segala sesuatu guna kelancaran proses pemboran lepas pantai di Poleng Field," kata Baron berdasarkan siaran resminya yang diterima Katadata, Senin (17/7).
Apabila persiapan rig selesai, Pertamina EP menargetkan pengeboran bisa dilakukan pada awal bulan depan. Adapun durasi pekerjaan direncanakan mencapai 45 hari, dengan target kedalaman mencapai 9.000 kaki. Biaya pengeboran sumur tersebut diperkirakan mencapai US$ 15 juta.
Targetnya dari pengeboran sumur tersebut bisa memperoleh minyak sebesar 700 barel per hari (bph) dan gas sebesar 1,2 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Dari data Pertamina, selama 2016, rata-rata realisasi produksi minyak Lapangan Poleng sebesar 2.858 bph, atau 100.5 % diatas target RKAP saat itu yakni sebesar 2.843 bph. Tahun ini target produksi minyak bumi sebesar 3.088 bph.
Di sisi lain, pengeboran sumur tersebut juga untuk menambah titik serap hidrokarbon di area anjungan (Platform) CW dan DW Lapangan Poleng. Dilansir dari situs resmi Pertamina, produksi Lapangan Poleng berasal dari beberapa anjungan sumur.
Anjungan tersebut yaitu platform AW dan BW yang dibangun kurang lebih 42 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1975. Kemudian platform CW dan DW, serta satu platform untuk pemrosesan yaitu Poleng Production Platform yang dibangun pada tahun 2007.
(Baca: Per Akhir Mei, Produksi Migas Pertamina EP Masih di Bawah Target)
Asset 4 General Manager PT Pertamina EP Didik Susilo mengatakan bahwa aset di daerah ini merupakan salah satu yang paling lengkap. Alasannya selain memiliki lapangan minyak, di sana juga memiliki tiga pusat fasilitas produksi gas seperti CPP Gundih, CPP Donggi dan CPP Matindok.
Adapun Lapangan Poleng sudah masuk menjadi aset Pertamina EP sejak empat tahun silam. Sebelumnya operator lapangan tersebut adalah CNOOC melalui kontrak berupa Technical Assistance Contract (TAC) atau Kontrak Bantuan Teknis dengan Pertamina EP.
Namun kontrak CNOOC tersebut sudah berakhir pada 2013 lalu. "Setelah berjalan kurang lebih empat tahun dengan tingkat produksi yang cukup bagus, kini kami mempersiapkan langkah yang cukup berani dengan melaksanakan pemboran", ujar Didik.
(Baca: Sumur di Blok Mahakam yang Didanai Pertamina Siap Dibor)
Poleng Field Manager Pertamina EP Charles S Siallagan optimis dengan kegiatan pengeboran tersebut. "Kami sangat berharap pemboran ini berjalan lancar dan bisa menambah produksi PT Pertamina EP pada khususnya dan secara nasional pada umumnya," kata dia.