PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencapai kinerja yang melampaui target pada tahun lalu. Produksi minyak dan gas bumi (migas) anak usaha PT Pertamina (Persero) ini berhasil melampaui target sebesar 101,4 persen dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2016.

Direktur Utama PHE Gunung Sardjono Hadi mengatakan, produksi minyak pada 2016 sebesar 62.588 barel per hari (bph) dan gas mencapai 722 MMSCFD. Jika ditotal, jumlah produksinya setara dengan 187 MBOEPD. (Baca: Arcandra Bantu Pertamina Kelola Lapangan Migas Jumbo di Iran)

Menurut dia, PHE memang berupaya menghasilkan produksi migas untuk membesarkan bangsa dan mendukung ketahanan energi nasional. “Saya harap semangat ini terus dilakukan pada kinerja 2017 agar lebih maju lagi dan mencapai hasil lebih signifikan,” kata dia, Rabu (1/3).

Selain produksi migas, PHE juga menambah jumlah cadangan migas (2C). Sejak tahun 2011, Direktorat Eksplorasi PHE berhasil meningkatkan temuan cadangan (2C) dari semula 31 MMBOE menjadi 137,91 MMBOE atau rata-rata meningkat 35 persen setiap tahunnya. 

 (Baca: Awal 2016, Cadangan Migas Nasional Bertambah 580 Juta Barel)

Temuan cadangan 2C tersebut diperoleh dari hasil pengeboran sumur eksplorasi Karang Mudi-1 (JOB PPEJ) sebesar 1.01 MMBOE, kemudian hasil studi GGR sebesar 134.46 MMBOE, dan dari production tail sebesar 2.44 MMBOE. Sedangkan realisasi temuan cadangan eksplorasi hingga Desember 2016 sebesar 137,91 MMBOE, atau 182 persen melebihi target yang sebesar 75.58 MMBOE.

Alhasil, PHE membukukan pendapatan usaha sebesar US$1,53 miliar dan laba bersih US$ 191 juta. Beberapa parameter yang digunakan untuk menghitung pendapatan dan keuntungan yaitu  harga minyak US$ 36,95 per barel dan harga gas US$ 5,02 per mscf dengan kurs rata-rata Rp 13.306 per dolar. (Baca: Kalahkan Petronas, Laba Pertamina Tembus Rp 40 Triliun)