SKK Migas Cari Solusi Terkait Rencana PHK Chevron

Arief Kamaludin|KATADATA
SKK Migas ----------------------------------- Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Safrezi Fitra
19/1/2016, 12.50 WIB

KATADATA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan sedang mengupayakan alternatif lain untuk menekan pemutusan kerja karyawan (PHK) di industri migas. Hal ini menanggapi rencana Chevron Indonesia yang akan melakukan PHK pada 1.500 karyawannya.

Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas Rudianto Rimbono mengakui tren harga minyak dunia yang sedang rendah telah menjadi pukulan berat bagi perusahaan migas. Untuk mengantisipasinya, semua perusahaan migas terus berusaha melakukan efisiensi semaksimal mungkin. Dari semua upaya efisiensi kontraktor akan mempertimbangkan PHK sebagai opsi terakhir. (Baca: Banyak Perusahaan Tutup Jika Harga Minyak di Bawah US$ 30)

Masalahnya Chevron merupakan kontributor terbesar lifting minyak nasional. Pemerintah mengandalkan Chevron menyumbang 30 persen target lifting minyak tahun ini. Rencana PHK dikhawatirkan dapat berpengaruh pada produksi minyaknya, sehingga target lifting tahun ini sulit tercapai. 

Selain itu, PHK Chevron juga bisa saja menular kepada perusahaan migas lainnya di dalam negeri. Apalagi beberapa perusahaan migas di dunia sudah melakukan hal ini, sebagai akibat dari harga minyak yang dinilai sudah tidak ekonomis. Bahkan ada juga perusahaan yang sudah menutup usahanya. 

"Saat ini kami sedang mengkaji berbagai skenario lain, di mana yang kami kedepankan adalah pengunduran diri sukarela (pensiun dini) dengan persyaratan yang dipermudah," ujar Rudianto saat dihubungi Katadata, Senin (18/01). (Baca: PHK Ribuan Karyawan, Pemerintah Panggil Manajemen Chevron)

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia