PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) tengah mengkaji langkah efisiensi, untuk meminimalisir dampak negatif pandemi virus corona atau Covid-19.
Direktur Utama Inalum Orias Petrus Moedak mengatakan, pandemi corona membuat operasional serta keuangan perusahaan tertekan. Sehingga, baik induk hingga anak usaha harus melakukan efisiensi.
Namun, langkah efisiensi yang akan dilakukan Inalum tidak akan menyentuh langsung pada sisi karyawan. Ia menyebut, efisiensi pada sumber daya manusia (SDM) adalah pilihan terakhir.
"Untuk yang terkait dengan karyawan kami akan melihat hasil dari kuartal kedua," kata Orias, dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (30/6).
Meski demikian, Inalum tetap menyiapkan berbagai skenario jika dampak pandemi corona terus menekan operasional perseroan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan melakukan pengurangan karyawan, jika opsi tersebut harus dilakukan.
(Baca: Inalum Proyeksi Setoran PNBP & Pajak Turun 50% Akibat Pandemi)
Skenario efisiensi yang menyentuh sisi karyawan antara lain, mengurangi tunjangan hingga merumahkan karyawan. Namun, opsi merumahkan tidak akan ia pilih dalam waktu dekat.
Selain itu, pandemi corona juga menyentuh operasional perusahaan dalam bentuk penjadwalan ulang beberapa proyek. Hal ini terpaksa dilakukan, karena beberapa proyek berada di wilayah yang terdampak pandemi.
"Beberapa proyek-proyek besar terdampak dengan sendirinya. Kami tidak bisa bergerak, karena ada wilayah kerja yang masuk zona merah dan tidak memungkinkan untuk dilanjutkan," katanya.
Di tempat terpisah, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM Sujatmiko menekankan, agar perusahaan tambang tidak melakukan pengurangan karyawan di tengah pandemi corona. Ia berharap, agar efisiensi yang dilakukan perusahaan tidak sampai memilih cara pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Intinya kita imbau, agar pengusaha tambang tidak PHK karyawan. Di tengah pandemi semua merasakan dampaknya, dan jika karyawan bisa ditenangkan, mereka bisa kembali produktif usai pandemi," ujarnya dalam diskusi media, Selasa (30/6).
(Baca: Kurang dari 2 Tahun, 2 Perusahaan Tambang Raksasa Berhasil Dikuasai RI)