PTBA Berencana Pangkas Produksi Karena Harga Batu Bara Anjlok

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, aktivitas pertambangan. PT Bukit Asam Tbk atau PTBA memproyeksi target produksi batu bara pada tahun ini tak tercapai karena harga komoditas anjlok.
14/7/2020, 17.46 WIB

PT Bukit Asam Tbk (Persero) atau PTBA berencana merevisi target produki batu bara pada tahun ini. Hal itu dipicu turunnya harga komoditas akibat permintaan anjlok selama pandemi corona.

Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie mengatakan perusahaan menargetkan produksi batu bara sepanjang 2020 sebesar 30,3 juta ton. Namun, perusahaan hanya mampu memproduksi batu bara sebesar 5,5 juta ton pada triwulan pertama 2020.

Angka produksi tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,7 juta ton. Di sisi lain, Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia atau APBI menyatakan sejumlah prodisen bakal memangkas produksi tahun ini sebesar 15-20 persen. 

"Kemungkinan untuk berubah hari ini, teman-teman lagi kumpul Zoom dengan asosiasi. Kalaupun turun tidak akan signifikan, tunggu saja," ujar Apollonius dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (14/7).

(Baca: PTBA Proyeksikan Laba Bersih Semester I Anjlok 50% Efek Pandemi Corona)

Di sisi lain, perusahaan berupaya mengendalikan biaya produksi. Pasalnya, harga jual batu bara tidak bisa diprediksi oleh siapapun. 

Perusahaan bahkan membentuk tim khusus untuk meninjau dan mengevaluasi upaya efisiensi agar berjalan optimal. Adapun indeks harga batu bara Newcastle rata-rata pada Mei 2020 mengalami penurunan 37 persen dibandingkan Mei 2019, 28 persen dibawah RKAP awal, dan 11 persen dibawah rata-rata RKAP-P.

Sedangkan Index ICI-3 (GAR 5000) juga mengalami penurunan 27 persen dibandingkan Mei 2019, 27 persen dibawah RKAP awal, dan 11 persen dibawah rata-rata RKAP-P.

"Adanya penyebaran Covid-19 di seluruh belahan dunia menjadi penyebab utama penurunan harga batu bara saat ini," ujarnya.

Reporter: Verda Nano Setiawan