PLN: Mayoritas Pembangkit Listrik 35.000 MW Sudah Konstruksi

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, pembangkit listrik. PLN menyebut pembangunan pembangkit listrik dalam proyek 35.000 MW terus berjalan.
25/8/2020, 14.09 WIB

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menyatakan proyek 35.000 megawatt (MW) dan 7.000 MW tetap berjalan. Kedua proyek tersebut ditargetkan rampung pada 2023.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menyatakan jumlah pembangkit listrik yang telah memasuki tahapan konstruksi, commercial on date atau komisioning, dan tersambung ke sistem PLN mencapai sekitar 78%. Jumlah tersebut terdiri dari pembangkit listrik yang dalam tahap konstruksi sebesar 54% atau 19.067 MW dan tahap komisioning sebesar 24% atau 8.382 MW.

Sedangkan jumlah pembangkit listrik yang baru memasuki tahap kontrak atau power purchase agreement (PPA) namun belum konstruksi mencapai 18% atau 6.528 MW. Untuk proyek yang dalam pengadaan dan perencanaan masing-masing 2% dengan jumlah 839 MW dan 724 MW.

"Artinya sudah lebih dari tiga per empat dari program tersebut yang dalam pembangunan fisik," kata Zulkifli dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI pada Selasa (25/8).

Progres proyek 7.458 MW yang merupakan carry over pemerintah sebelumnya juga terus berjalan. Sebesar 94% proyek tersebut telah memasuki tahap komisioning. Sedangkan sisanya sebesar 6% dalam tahap konstruksi.

"Keseluruhan proyek carry over itu secara fisik sudah dikerjakan, bahkan sebagian besar sudah beroperasi," kata dia.

Lebih lanjut, Zulkifli menyebut ada penambahan 56,4 gigawatt (GW) dalam RUPTL 2019-2028. Dari jumlah tersebut, sebesar 28% dimiliki PLN dan 43% milik independent power producer (IPP).

Selanjutnya, sebesar 17% merupakan kerjasama IPP dengan anak usaha PLN. Sisanya 12% merupakan wilayah usaha dan unallocated.

Dari jumlah penambah pembangkit tersebut, sebesar 48% merupakan PLTU, 22% PLTG/PLTMG/PLTGU, dan sisanya sebesar 30% dari energi baru terbarukan (EBT).