Harga minyak mentah dunia naik lebih 2% pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (9/11). Bahkan, untuk kontrak berjangka minyak Brent melesat melewati US$ 40 per barel.
Pasar menyambut positif terpilihnya Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat. Kondisi ini mengimbangi kekhawatiran penurunan permintaan bahan bakar di tengah peningkatan kasus Covid-19 secara global.
Melansir dari Bloomberg, minyak Brent naik 2,64% ke US$ 40,49 per barel. Lalu, minyak West Texas Intermediate alias WTI melonjak 2,8% ke US$ 38,18 per barel pada pukul 11.11 WIB.
Kenaikan ini memulihkan harga minyak setelah pada Jumat lalu turun 4%. “Perdagangan pagi ini mencerminkan keyakinan Joe Biden akan menduduki Gedung Putih tapi Partai Republik tetap mengendalikan Senat AS,” kata kepala strategi pasar CMC Markets Michael McCarthy, dikutip dari Reuters.
Hasil pemilihan umum tersebut tampak ideal bagi pasar. Tidak ada lagi pihak yang mengontrol penuh Kongres AS. Perang dagang dengan Tiongkok dan pengenaan pajak yang lebih tinggi kemungkinan besar tidak masuk dalam agenda pemerintahan Biden yang berasal dari Partai Demokrat.
Kini pasar menanti arah kebijakan Biden dalam mengendalikan pandemi virus corona. AS merupakan negara pertama dunia yang melampaui angka 10 juta infeksi Covid-19 pada pekan lalu.
Dalam pidatonya kemarin, Biden berjanji pemulihan akan menjadi fokus utama pemerintahannya. “Ini merupakan waktu untuk menyembuhkan Amerika,” katanya.
Ia mengatakan akan menyatukan negaranya dan mengerahkan segala kekuatan untuk memerangi pandemi corona dan membangun kembali ekonomi. Jaminan pemerintahannya termasuk kesehatan bagi keluarga AS dan membasmi rasisme.
Rupiah dan IHSG Dibuka Menguat
Nilai tukar rupiah pada pagi tadi dibuka naik 0,27% ke level Rp 14.172 per dolar AS pada pasar spot pagi ini, Senin (9/11). Begitu pula dengan indeks harga saham gabungan atau IHSG yang positif 0,68% ke 5.371, 97, meskipun perlahan-lahan menurun.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan kemenangan Biden terlihat disambut positif oleh aset-aset berisiko di Asia pagi ini. Indeks saham Asia terlihat menguat dan nilai tukar emerging market terlihat menguat terhadap dolar AS, sementara indeks dolar AS tertekan.
Pasar berekspektasi kebijakan Biden akan lebih ramah terhadap negara-negara lain ketimbang pendahulunya, Donald Trump. "Ini bisa membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di negara emerging market," ujar Ariston kepada Katadata.co.id.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji turut menyebut efek positif pemilihan presiden AS memperkuat posisi kurs rupiah. "Selain itu ada pula efek positif dari Undang-Undang Cipta Kerja," kata Nafan.