Setelah tertunda karena pandemi Covid-19, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana melelang 10 wilayah kerja (WK) migas pada 2021. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengatakan pemerintah akan memberikan fleksibilitas pada lelang kali ini.
Investor nantinya dapat memilih jenis kontrak untuk mengembangkan wilayah kerja migasnya. “Yang sebelumnya hanya gross split, bisa menjadi cost recovery, dan bentuk lainnya,” kata Tutuka dalam konferensi pers virtual, Senin (18/1).
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Mustafid Gunawan mengatakan langkah tersebut bertujuan untuk mendongkrak investasi di sektor tersebut. Kesepuluh blok migas yang rencananya akan ditawarkan tersebut terdiri dari lima wilayah kerja migas reguler dan lima wilayah kerja hasil studi bersama.
Secara total, potensi sumber daya dari 10 wilayah kerja itu mencapai 3,4 miliar barel minyak dan lima triliun kaki kubik gas. Untuk penawaran secara reguler terdiri dari:
1. WK Merangin III yang berlokasi di Sumatera Selatan dan Jambi (di darat atau onshore).
2. WK Sekayu yang berlokasi di Sumatera Selatan (onshore).
3. WK North Kangean berlokasi di Jawa Timur (di laut atau offshore).
4. WK Cendrawasih berlokasi di Papua (offshore).
5. WK Mamberamo berlokasi di Papua (onshore dan offshore).
Berikutnya, untuk wilayah kerja yang ditawarkan secara langsung terdiri dari:
1. WK West Palmerah yang berlokasi di Sumatera Selatan dan Jambi (onshore).
2. WK Rangkas yang berlokasi di Jawa Barat dan Banten (onshore)
3. WK Liman berlokasi di Jawa Timur (onshore).
4. WK Bose berlokasi di NTT (onshore dan offshore)
5. WK Maratua II yang berlokasi di Kalimantan Utara (onshore dan offshore).
Paket Lelang Harus Menarik Investor
Praktisi sektor hulu migas Tumbur Parlindungan sebelumnya berpendapat mundurnya jadwal pelaksanaan lelang bakal berdampak pada penundaan investasi yang akan masuk di sektor migas.
Ia berharap agar lelang yang bergeser dari 2020 ke kuartal pertama tahun ini dapat dipersiapkan secara matang. "Ukuran dari blok yang dilelang mudah-mudahan cukup besar dan dekat dengan infrastruktur yang ada, supaya bisa menarik banyak peminat," kata Tumbur pada September lalu.
Sementara, Pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai penundaan tersebut sebaiknya dapat digunakan untuk menyiapkan paket penawaran wilayah kerja yang jauh lebih menarik bagi investor.
Salah satunya dengan mengarahkan pemain migas dunia turut serta mengambil blok-blok migas nasional untuk eksplorasi. Dengan data berkualitas, harapannya investor akan menemukan cadangan migas jumbo. "Jadi, bukan lagi sekadar menawarkan blok-blok migas yang skala potensi geologinya kecil-kecil dan tidak menarik atau menjanjikan keekonomiannya," ujarnya.