Kementerian ESDM menargetkan investasi sektor migas pada 2022 sebesar US$ 17 Miliar. Angka ini naik 1,13% dibandingkan target 2021 sebesar US$ 16,81 miliar.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji memerinci target investasi migas tersebut terdiri dari target investasi hulu sebesar US$ 12,872 miliar dan target investasi hilir sebesar US$ 4,128 miliar.
Investasi hilir sendiri nantinya akan lebih banyak diperuntukkan untuk sektor pengolahan yang mencapai US$ 3,41 miliar dan sisanya untuk investasi pengangkutan, penyimpanan dan niaga. Sementara untuk sektor hulu, investasi terbesar berasal dari produksi US$ 8,2 miliar, kemudian pengembangan US$ 2,36 miliar dan eksplorasi US$ 1,3 miliar.
"Untuk hilir kami perhatikan karena meski kecil-kecil menjadi backbone bagi perekonomian," ujar Tutuka dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (19/1).
Sebelumnya, Kementerian ESDM merevisi target investasi migas 2021 dari awalnya US$ 17,59 miliar menjadi US$ 16,81 miliar. Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM, Dwi Anggoro Ismu kurniato mengatakan target awal US$ 17,59 miliar pertama kali muncul pada November 2020.
Namun, seiring berjalannya waktu, Kementerian ESDM merasa target tersebut kurang realistis. Pemerintah pun akhirnya mematok target investasi migas yang lebih rendah.
"Dalam perjalanannya setelah awal tahun 2021 mengalami perubahan target baik dari hulu dan hilir migas dengan mempertimbangkan Pandemi Covid-19," katanya kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.
Ismu menegaskan perubahan tersebut juga telah tercantum dalam Buku Saku Migas yang menjadi pegangan Kementerian ESDM. Melalui Buku ini pihaknya juga terus melakukan data pembaharuan realisasi investasi migas.
Target investasi tahun 2021 direvisi menjadi US$ 16,81 miliar. Terdiri dari target investasi hulu sebesar US$ 12,38 miliar dan target investasi hilir menjadi US$ 4,43 miliar. Simak databoks berikut: