Harga Minyak Bangkit 3% ke US$ 96 Dipicu Prospek Pengetatan Pasokan

Dok. Chevron
Ilustrasi pengeboran minyak.
Penulis: Happy Fajrian
19/8/2022, 07.40 WIB

Harga minyak kembali naik seiring dengan fundamental pasar yang masih ketat dan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang terus menurun. Kekhawatiran terjadinya resesi global telah membebani harga minyak dalam sebulan terakhir.

Harga minyak Brent, naik 3,1% menjadi US$ 96,59 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) naik 2,7% ke US$ 90,50 per barel. Kedua harga minyak acuan global sempat jatuh ke level terendahnya sejak Februari seiring kekhawatiran resesi yang membebani prospek permintaan.

Selain prospek pasokan yang masih ketat, harga minyak ditopang rilis data ekonomi terbaru AS yang positif di mana jumlah pengklaim bantuan pengangguran turun pekan lalu, pengetatan pasar tenaga kerja masih berlangsung meski dalam laju yang lebih lambat disebabkan tingginya suku bunga.

“Harga minyak naik setelah data ekonomi terbaru AS mendorong optimisme pasar terharap outlook permintaan yang lebih baik,” kata analis pasar OANDA, Edward Moya, seperti dikutip Reuters, Jumat (19/8).

Di sisi lain, sekretaris jenderal OPEC, Haitham Al Ghais mengatakan bahwa investasi di sektor minyak dan gas yang turun sebagai penyebab tingginya harga energi saat ini, bukan disebabkan adanya kartel.

“OPEC+ dapat memangkas produksi atau kami menambah produksi jika diperlukan. Itu semua tergantung pada situasi yang ada,” ujar Al Ghais terkait dengan pertemuan OPEC+ pada September mendatang.

Halaman: