PT Medco Energi Internasional menyatakan siap masuk ke dalam pengelolaan Proyek Abadi LNG Blok Masela jika mendapat dukungan dari pemerintah dan Inpex Corporation selaku operator proyek gas di laut dalam tersebut. Direktur Utama Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro mengatakan, pihaknya tertarik untuk bergabung ke dalam konsorsium pengelola Blok Masela karena blok migas tersebut memiliki sumber daya gas yang besar.
"Keputusan itu kan bukan di kami, tergantung pemerintah dan Inpex. Jika mereka mau mengundang, tentu kami dengan senang hati akan melihat itu," kata Hilmi saat ditemui wartawan di sela acara IPA Convention 2022 ke-46 dengan tema “Addressing the Dual Challenge: Meeting Indonesia’s Energy Needs While Mitigating Risks of Climate Change” di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (23/9).
Hilmi menyebut, pengembangan Proyek Masela membutuhkan teknologi tinggi karena lokasi pengeboran yang berada di laut dalam atau lepas pantai. Ia pun menyadari, proyek Blok Masela merupakan proyek yang sulit digarap.
"Blok Masela bukan liga-nya Medco. Kalau kami masuk sebagai operator sih, tidak mungkin," ujarnya.
Menurut dia, sangat sedikit perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi (migas) yang memiliki teknologi dan mampu mengelola proyek migas lepas pantai. Modal tersebut umumnya dikuasai oleh perusahaan migas internasional sekelas Shell, ExxonMobil, dan ENI.
Hilmi pun menilai pengembangan Blok Masela merupakan pekerjaan yang alot setelah Shell menyatakan keluar dari proyek tersebut.
"Agak susah karena Shell yang punya teknologi. Kalau Medco, Pertamina, sekalipun Inpex enggak punya. Inpex tidak pernah menjadi operator untuk mengembangkan lapangan di laut dalam," ujarnya.
Menurut dia, Inpex memiliki sumber daya itu, tetapi membutuhkan mitra strategis untuk mengembangkan saya kemampuannya.
Menteri ESDM Arifin Tasrif sebelumnya mengungkapkan bahwa Medco Energi berminat untuk mengambil 10% dari hak partisipasi pengelolaan Proyek Abadi LNG Blok Masela dari Shell. Shell saat ini memiliki Hak PI di Blok Masela sebesar 35%, yang sebenarnya ingin mereka lepas sejak sejak dua tahun lalu.
"Medco bilang berminat kalau bisa masuk 10%," kata Arifin saat ditemui di sela acara IPA Convention 2022 ke-46 dengan tema “Addressing the Dual Challenge: Meeting Indonesia’s Energy Needs While Mitigating Risks of Climate Change” di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (21/9).
Arifin mengatakan, keputusan komposisi pengelola Proyek Abadi Masela akan ditentukan dari konsorsium yang dikepalai oleh Inpex Corporation selaku oparator. Selain Medco, Pertamina juga berpeluang masuk ke dalam konsorsium pengelola Blok Abadi Masela.
Menurut Arifin, Pertamina tengah bernegosiasi sembari berhitung nilai keekonomian proyek. "Pertamina biar berhitung agar saat masuk dia gak rugi. Mereka hitung sendiri, sedang dalam proses," ujar Arifin.
Pemerintah tengah mengupayakan agar konsorsium pengelola Blok LNG Masela rampung pada akhir tahun ini. "InsyaAllah tahun ini, kami juga enggak mau lama-lama," kata Arifin.
Pernyataan serupa juga dikatakan oleh Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Pemerintah bakal memastikan para kontraktor di Blok Masela pada akhir tahun ini. "Mudah-mudahan akhir tahun ini sudah mulai jelas. Pengganti Shell, ada dua atau tiga perusahaan," kata Dwi.