SKK Migas menemukan sejumlah kendala operasional seperti masalah kelistrikan dan perpipaan di sejumlah lapangan migas yang menyebabkan penghentian produksi migas secara tidak terduga atau unplanned shutdown.
Ini menjadi faktor penghambat kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dalam mencapai target produksi sepanjang 2022. Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Mohammad Kemal, mengatakan fasilitas produksi yang kian berumur juga menjadi tantangan besar dalam upaya peningkatan produksi minyak domestik.
"Permasalahan tersebesar dari tahun lalu salah satunya karena masalah kelistrikan dan pipeline," kata Kemal kepada Katadata.co.id melalui lewat pesan singkat pada Rabu (8/2).
Merujuk laporan kinerja SKK Migas 2022, tingkat produksi minyak sejak Januari sampai Desember tahun lalu cenderung naik-turun akibat kendala produksi yang terjadi tiap bulan.
Pada bulan Januari terjadi unplanned shutdown di lapangan Banyu Urip Blok Cepu, Jawa Tengah. Penghentian produksi sementara di Blok yang dikelola oleh Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) diakibatkan oleh kendala kelistrikan.
SKK Migas juga mencatat lapangan minyak Kedung Keris yang masuk dalam wilayah EMCL Kabupaten Bojonegoro mengalami kendala berupa korosi pada pipa penyalur pada Maret hingga Mei.
Selanjutnya ada kebocoran pipa di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Energi (PHE) OSES yang berdampak pada kehilangan produksi minyak sekitar 10 ribu barep per hari (bopd). Akibatnya, realisasi produksi PHE ASES sepanjang tahun 2022 berada di 19.638 bopd atau 79,8% dari work program and budget (WP&B).
Untuk menekan jumlah unplanned shutdown, pemerintah meningkatkan program audit maintenance sembari memasfikan program pengeboran yang lebih agresif dan tepat waktu. Adapun target pengeboran tahun ini sejumlah 991 sumur.
Lebih lanjut, pemerintah tahun ini berencana untuk penambahan 9 proyek onstream dan 2 proyek yang terlambat dari tahun sebelumnya serta pengoperasian penuh lapangan JBT dan onstream Tangguh Train 3.
"Kemudian ada tambahan program di atas rencana kerja dan anggaran 2023 berupa filling the gap yang diharapkan mencapai 15 ribu bopd," ujar Kemal.
Mayoritas KKKS Tak Capai Target Produksi
Sebelumnya, SKK Migas melaporkan torehan produksi minyak dan kondensat sepanjang 2022 mencapai 612.712 bopd. Torehan ini berada di 93,5% dari angka teknis dalam rencana yang diajukan dalam WP&B sebesar 655.287 bopd.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan bahwa angka teknis WP&B lebih rendah dari target lifting minyak APBN sebesar 703.001 bopd. Apabila dibandingkan dengan target APBN, realisasi produksi minyak dan kondensat sepanjang 2022 berada di kisaran 87,2%.
Dalam paparannya, Dwi memaparkan sejumlah KKKS dengan sumbangsih produksi minyak terbesar sepanjang 2022. Di antaranya ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) yang mencatat produksi minyak di Blok Cepu di Jawa Tengah hingga 165.906 bopd atau 97,2% dari WP&B perusahaan 2022.
Posisi kedua ditempati oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PRH) dengan realisasi produksi minyak mencapai 159.254 bopd atau 90,3% dari WP&B. Kemudian ada PT Pertamina EP dengan realisasi produksi minyak di angka 70.157 bopd atau 92,3% dari WP&B.
Posisi nomor empat ada Pertamina Hulu Energi ONWJ Limited dengan sumbangan produksi minyak 27.584 bopd atau 103,7% dari WP&B. Sementara nomor lima ada PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dengan realisasi produksi minyak 25.091 bopd atau 95,6% dari WP&B.
Di peringkat enam ada PT Pertamina Hulu Energi OSES dengan realisasi produksi 19.638 bopd atau 79,8% dari WP&B. Selanjutnya ada Petrochina International Jabung Limited dengan realisasi produksi 15.610 bopd atau 95,7% dari WP&B.
Kemudian ada Medco E&P Natuna dengan realisasi produksi 10.255 bopd atau 108,9% dari WP&B. Posisi nomor sembilan ada PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga menyumbang produksi 9.374 bopd atau 72,1% dari WP&B dan PT Pertamina Hulu Kalimantan dengan realisasi produksi 9.013 atau 81,9% dari WP&B.
Selanjutnya ada PT Bumi Siak Pusako lewat realisasi produksi minyak 8.240 bpod atau 93,5% dari WP&B dan Saka Indonesia Pangkah Limited yang mengangkut 7.624 bopd minyak atau 142,8% dari WP&B.
Lebih lanjut ada JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi Limited dengan realisasi produksi minyak 7.839 bopd atau 115,8% dari WP&B dan Petronas Carigali Ketapang Limited dengan realisasi produksi 7.579 bopd atau 66,2% dari WP&B.
Sementara di posisi kelima belas ada Husky-Cnooc Madura Limited lewat produksi minyak 6.421 bopd atau 110,9% dari WP&B dan KKKS lainnya sebanyak 63.127 bopd atau 90,2% dari WP&B.