PT Pertamina EP Cepu menargetkan produksi maksimal 100% pada proyek lapangan gas Jambaran Tiung Biru (JTB) sebesar 192,75 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) pada April 2023. Pertamina juga tengah melobi PLN dan PGN agar dapat menyerap seluruh produksi gas JTB.
Direktur Utama Pertamina EP Cepu, Endro Hartanto menyampaikan bahwa produksi gas di proyek yang terletak di Desa Bandungrejo, Bojonegoro, Jawa Timur itu masih berada di kisaran angka 80 mmscfd.
Pertamina terus berupaya untuk meningkatkan tingkat produksi gas JTB secara bertahap semenjak proyek tersebut melakukan pengaliran gas perdana atau Gas On Stream (GoS) pada 20 September tahun lalu.
Produksi akan terus ditingkatkan seiring langkah Pertamina yang telah mengunci sejumlah pembeli potensial, yakni PT PLN dan PGN dengan nilai kontrak pembelian 172 mmscfd.
"Mungkin minggu depan produksi bisa naik ke ke 100 sampai 110 mmscfd dan di akhir bulan ini kami akan coba mencapai full capacity," kata Andro dalam Energy Corner CNBC pada Senin (4/3).
Sembari berupaya untuk menuju produksi maksimal, Pertamina juga terus melobi PGN dan PLN agar bisa menyerap seluruh produksi gas yang diangkut dari Lapangan Jambaran Tiung Biru.
"Kami sedang intens berdiskusi dengan SKK Migas dan PGN bersama PLN untuk membicarakan 20 mmscfd sisanya. Semoga tidak lama lagi bisa disetujui sehingga pengiriman 192 mmscfd bisa terjadi," ujar Endro.
Proyek JTB merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor energi di bawah PT Pertamina Persero yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Perpres Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Selain memproduksi gas bumi, proyek bernilai US$ 1,53 miliar atau Rp 22,9 triliun itu juga menghasilkan produk turunan H2SO4 atau asam sulfat yang merupakan salah satu produk utama industri kimia.