Proyek gas Jambaran Tiung Biru akan beroperasi dengan kapasitas penuh 100% pada Maret 2023, mundur dari target pada awal atau pertengahan Desember 2022.
Lapangan gas yang sempat dikelola Pertamina tersebut, ditaksir memiliki potensi gas hingga 222 triliun kaki kubik (TCF) dengan kandungan karbondioksida atau CO2 yang mencapai 71%.
Husky-CNOOC Madura Limited akan memasok gas hingga 25 mmscfd kepada PGN dengan harga US$ 7/mmBtu, dan hingga 50 mmscfd kepada PLN dengan harga US$ 6,98/mmBtu.
LNG dari Blok Masela akan diserap pembeli dari Jepang, Eropa, dan Cina, serta PLN, PGN, dan Pupuk Indonesia. Sedangkan dari IDD akan dibeli oleh Pertamina.
Pertamina tertarik mengambil alih 35% hak PI milik Shell di Blok Masela melalui konsorsium. Sejauh ini ada beberapa peminat, mulai dari AS, Uni Emirat Arab, hingga Cina.
Bojonegoro memiliki potensi migas yang berpotensi menjadikannya kabupaten terkaya di Indonesia. Salah satu lapangan yang telah berproduksi yaitu Jambaran Tiung Biru.
Tahun ini proyek lapangan gas Jambaran Tiung Biru (JTB) telah mulai berproduksi, serta Tangguh Train 3 pada Desember. Namun distribusi terkendala infrastruktur yang belum siap.
Pertamina EP Cepu telah melakukan pengaliran gas perdana Lapangan Unitisasi Gas Jambaran Tiung Biru. Proyek ini siap memasok 100 MMSCFD gas kepada PLN.