Harga minyak naik untuk hari kedua pada Selasa pagi (16/5) seiring rencana Amerika Serikat (AS) untuk membeli minyak untuk mengisi kembali cadangan minyak strategisnya (Strategic Petroleum Reserve/SPR).
Harga Brent naik hampir 2% ke posisi US$ 75,64 dibandingkan level pada akhir pekan lalu di US$ 74,17 per barel. Sedangkan minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 2,03% ke level US$ 71,46 dibandingkan akhir pekan lalu di level US$ 70,04 per barel.
Departemen Energi AS mengatakan pada hari Senin akan membeli 3 juta barel minyak mentah untuk SPR untuk pengiriman pada bulan Agustus, dan meminta agar penawaran diajukan paling lambat 31 Mei.
“Pasar mendapat dorongan dari ekspektasi bahwa pembelian kembali minyak AS untuk cadangan strategis akan berlanjut jika harga WTI turun mendekati atau di bawah US$ 70 per barel,” kata Toshitaka Tazawa, analis di Fujitomi Securities Co Ltd, seperti dikutip Reuters, Selasa (16/5).
“Di balik kenaikan itu juga ada bargain-hunting oleh beberapa investor setelah penurunan tajam baru-baru ini,” ujarnya menambahkan.
Pekan lalu, Brent dan WTI berjangka turun selama empat minggu berturut-turut karena kekhawatiran resesi AS dan risiko gagal bayar utang pemerintah pada awal Juni. Dua harga minyak acuan dunia ini terakhir mencatat penurunan mingguan serupa pada September 2022.
Namun, harga minyak pada hari Selasa juga mendapat dukungan dari kekhawatiran pasokan yang berasal dari kebakaran hutan di Kanada.
Kebakaran yang meluas di Alberta, Kanada memaksa lebih dari 30.000 orang keluar dari rumah mereka pada satu titik dan menutup setidaknya 319.000 barel setara minyak per hari (boepd), atau 3,7% dari produksi nasional.
Pasokan minyak mentah global juga bisa mengetat di paruh kedua karena OPEC+ - Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia - merencanakan pengurangan produksi tambahan.
Di sisi lain, data dari Administrasi Informasi Energi menunjukkan produksi minyak AS dari tujuh cekungan serpih terbesar akan naik pada bulan Juni ke rekor tertinggi.
Sementara itu perusahaan energi Venezuela PDVSA mengharapkan untuk meningkatkan produksi minyak negara itu menjadi 1,17 juta barel per hari (bph) pada akhir tahun sambil meningkatkan kegiatan penyulingan dan eksplorasi.