Pasar Antisipasi Keputusan Suku Bunga AS, Harga Minyak Naik Lebih 1%

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) saat perawatan salah satu sumur minyak dan gas di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023).
Penulis: Happy Fajrian
14/6/2023, 18.18 WIB

Harga minyak naik pada perdagangan Rabu (14/6) di Asia karena investor menunggu hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed, untuk menentukan kebijakan suku bunga acuan.

Harga Brent naik US$ 1,18 atau 1,59% menjadi US$ 75,47 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) naik US$ 1,05 atau 1,51% menjadi US$ 70,47.

Kedua harga minyak acuan dunia ini naik lebih dari 3% pada sehari sebelumnya di tengah harapan meningkatnya permintaan bahan bakar setelah bank sentral Cina menurunkan suku bunga pinjaman jangka pendek.

Pelaku pasar mengharapkan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS untuk menghentikan kenaikan suku bunga karena ketidakpastian prospek ekonomi dan efek tertinggal dari 10 kenaikan suku bunga sejak Maret 2022.

Suku bunga yang lebih tinggi memperkuat dolar, membuat komoditas dalam mata uang AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Jeda kenaikan suku bunga Fed akan memacu pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak, mendorong harga minyak.

“Suku bunga kemungkinan besar akan tetap tidak berubah hari ini ketika Fed mempertimbangkan langkah selanjutnya, tetapi pertanyaan yang lebih menonjol adalah apakah jeda ini juga berarti tingkat puncak siklus saat ini telah tercapai atau tidak,” kata analis PVM Oil Tamas Varga seperti dikutip Reuters, Rabu (14/6).

Sementara itu, IEA meningkatkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun ini sebesar 200.000 barel per hari (bph) menjadi 2,4 juta bph, mengangkat total proyeksi menjadi 102,3 juta bph.

Namun, IEA mengharapkan hambatan ekonomi untuk mengurangi pertumbuhan menjadi 860.000 bph tahun depan dan meningkatkan penggunaan kendaraan listrik untuk membantu menguranginya menjadi 400.000 bph pada 2028 untuk permintaan keseluruhan sebesar 105,7 juta bph.

Angka pertumbuhan permintaan minyak IEA tahun 2023 sedikit di atas proyeksi OPEC. Di sisi pasokan, stok minyak mentah AS naik sekitar 1 juta barel dalam pekan yang berakhir 9 Juni, menurut sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute.