PT Pertamina (Persero) menurunkan harga LPG non-subsidi 5,5 kilogram dan 12 kilogram. Penurunan ini mengacu pada tren harga Contract Price (CP) Aramco yang juga turun.
Harga isi ulang Bright Gas 5,5 kg mengalami penurunan Rp 4.000 per tabung. Sedangkan harga isi ulang Bright Gas 12 kilogram juga turun Rp 9.000 menjadi Rp 204 ribu per tabung.
"Untuk produk non subsidi prinsipnya menyesuaikan harga pasar,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso dalam keterangan tertulis, Selasa (4/7).
Sedangkan harga LPG bersubsidi tak mengalami perubahan. Penetapan harga patokan LPG 3 kilogram ini dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Adapun, Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 kilogram ditetapkan di setiap provinsi, kabupaten, dan kota. Namun Pertamina meminta penggunaan LPG subsidi ini bisa tepat sasaran kepada masyarakat yang berhak.
Kementerian ESDM tengah merumuskan regulasi untuk menentukan besaranHET LPG bersubsidi tabung 3 kilogram (kg). Pembahasan HET untuk menyiasati penyaluran elpiji melon yang kerap melebihi kuota tahunan.
Lonjakan permintaan gas bersubsidi dilatarbelakangi oleh lebarnya disparitas harga jual antara elpiji tabung melon dan elpiji non subsidi yang mencapai Rp 17.750 per kg.
PT Pertamina melaporkan hitungan serapan elpiji bersubsidi 3 kg hingga akhir tahun ini akan berada di angka 8,22 juta metrik ton. Besaran tersebut lebih tinggi 2,7% dari alokasi kuota tahunan sejumlah 8 juta metrik ton.