PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN mengatakan sistem kelistrikan Jawa-Bali dan Sumatera yang sekarang masih terpisah akan terhubung dalam satu jaringan interkoneksi berkapasitas 500 kilo volt (kV). Perusahaan pelat merah ini menargetkan proyek rampung pada 2030 mendatang.
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi mengatakan jaringan interkoneks Jawa-Bali dan Sumatera akan menghubungkan saluran listrik antar pulau melalui kabel laut yang melintasi Selat Sunda.
"Perkiraan kami interkoneksi Jawa-Bali dan Sumatera beroperasi sekira 2030," kata Evy di Indonesia Convention Exhibition BSD, Kabupaten Tangerang pada Rabu (12/7).
Proyek sistem kelistrikan yang menghubungkan antara beberapa pembangkit dan gardu listrik antar pulau itu ditaksir menelan biaya investasi sebesar US$ 2,9 miliar atau sekira Rp 43,7 triliun.
Dana tersebut akan digunakan untuk membangun pusat koneksi dan jaringan listrik. Kemudian, mengangkut setrum bersih dari pembangkit listrik energi terbarukan sekaligus menyalurkannya ke sistem transmisi.
Lebih lanjut, kata Evy, PLN bakal menghimpun dana dari pinjaman dan pembiayaan komersial. Perusahan setrum pelat merah itu juga berencana untuk menarik modal investasi dari lembaga keuangan internasional dan bank lokal.
PLN juga mengincar pendanaan iklim Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk merealisasikan proyek interkoneksi antar pulau tersebut. "Saat ini skema pendanaan hijau makin banyak ke depannya," ujar Evy.
Keandalan jaringan listrik dinilai menjadi faktor kunci dalam mencapai nol emisi karbon atau Net Zero Emission (NZE) 2060. Konsep tersebut mulai direalisasikan melalui skema Jaringan Listrik Nusantara Super Grid yang bakal menghubungkan jaringan listrik antar pulau di Tanah Air melalui kabel laut yang tertulis di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN.
Adapun jaringan listrik antar pulau yang sudah dicantumkan dalam RUPTL yakni interkoneksi listrik Pulau Sumatera dan Pulau Bangka Belitung dengan kapasitas 150 kilovolt (kV) pada tahun 2022.
Selanjutnya ada interkoneksi Kalimantan berkapasitas 150 kV pada 2023 dan interkoneksi wilayah Tambu, Sulawesi Bagian Utara hingga Bangkir, Sulawesi Bagian Selatan yang akan beroperasi atau Commercial Operation Date (COD) pada 2024.
Selain itu, ada pula interkoneksi antar negara dari Sumatera sampai Malaysia pada 2030 untuk mendukung kerangka kerjasama ASEAN Power Grid.