Target Lifting Migas di 2024 Susut Karena Minim Proyek Strategis

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Produksi hulu migas berlangsung di Anjungan Central Plant dan Anjungan Bravo Flow Station Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ), lepas pantai utara Subang, Laut Jawa, Jawa Barat, Senin (3/4/2023).
24/8/2023, 09.47 WIB

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan target lifting minyak dan gas menyusut pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024. Hal tersebut lantaran proyek strategis yang akan beroperasi sangat sedikit pada tahun depan.

Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan, lifting minyak dan gas dipatok sebesar 625.000 barel minyak per hari (bopd) dalam RAPBN 2024. Menurut dia, ada gap yang cukup besar antara target dan realisasi lifting tiap tahun.

“Jadi kita hitung berapa kemampuan setelah betul-betul kita peras, ternyata memang untuk 2024 tidak ada proyek baru yang signifikan,” ujar Nanang, dalam Media Briefing di Jakarta, Rabu (23/8).

Hal lain yang membuat pihaknya mamotok target lifting minyak dan gas lebih realistis  karena beberapa lapangan strategis seperti Lapangan Hidayah, Asap, Duyung, Kido, dan Merah baru bisa beroperasi komersial pada akhir 2024. 

“Kalau 2024 tidak ada lagi proyek seperti Banyu Urip dan Hidayah, maka kita harus survive,” kata dia. 

Namun target lifting minyak dan gas di 2024 itu masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan realisasi outlook sepanjang 2022. Adapun realisasi lifting minyak sepanjang 2022 tersebut berada di angka 612.300 bpod dari target awal yang ditentukan sebesar 703.000 bpod.

Sedangkan, untuk realisasi salur gas mencapai 5.347 million standard cubic feet per day (MMscfd) atau 92% dari target APBN 2022. 

Sebelumnya Presiden Joko Widodo menetapkan asumsi harga minyak Indonesia atau Indonesia crude price  atau ICP di angka US$ 80 per barel pada 2024. Angka tersebut lebih rendah dari tahun lalu yang berada di level US$ 90 per barel.

Begitu juga dengan asumsi lifting atau minyak terangkut yang berada di 625.000 barel per hari (bopd). Angka tersebut susut 5,3% dari asumsi RAPBN tahun sebelumnya sebesar 660.000 bopd.

RAPBN 2024 juga mengatur asumsi salur gas sebesar 1,03 juta barel setara minyak per hari (mboepd), lebih rendah 2% dari asumsi RAPBN tahun sebelumnya yang berada di 1,05 mboepd.

Reporter: Nadya Zahira