Harga Minyak Mentah RI Naik Lebih 9%, Kembali Sentuh US$ 90 per Barel

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) saat perawatan salah satu sumur minyak dan gas di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023).
Penulis: Mela Syaharani
9/10/2023, 09.22 WIB

Kementerian ESDM menetapkan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) September sebesar US$ 90,17 per barel pada September 2023. Angka ini naik US$ 7,58 atau 9,18% dibandingkan bulan sebelumnya.

Kementerian ESDM menulis kenaikan harga minyak dipengaruhi pemotongan produksi minyak secara sukarela hingga akhir tahun 2023 oleh Arab Saudi sebesar 1 Juta barel per hari (bph) dan Rusia sebesar 300 ribu bph.

Penetapan ICP September ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 341.K/MG.03/DJM/2023 tentang Harga Minyak Mentah Bulan September 2023 tanggal 2 Oktober 2023.

Tim Harga Minyak Mentah Indonesia dalam Executive Summary mengatakan bahwa pengaruh peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional yakni berkaitan dengan pemotongan produksi minyak secara sukarela hingga akhir tahun 2023 oleh Arab Saudi dan Rusia.

Selain pemotongan produksi Arab dan Rusia, Tim Harga Minyak Mentah Indonesia menyebut terdapat beberapa faktor lain yang ikut mempengaruhi.

”Peningkatan harga minyak mentah dipengaruhi juga oleh faktor permintaan minyak mentah global, kondisi perekonomian Cina serta stok minyak dunia dan Amerika Serikat,” ungkap Tim Harga dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Senin (9/10).

Membahas soal perekonomian Cina, Kementerian ESDM merinci beberapa faktor penyebab peningkatan harga minyak mentah dunia. Pertama, penurunan reserved required ratio sebesar 25 poin yang dilakukan bank sentral Cina guna peningkatan aktivitas perekonomian Cina yang kembali pulih.

Kedua, Departemen Energi Baru dan Sumber Energi Terbarukan Badan Energi Nasional (NEA) Cina mengatakan adanya lonjakan konsumsi listrik sebesar 3.9% yoy di bulan Agustus 2023. Ketiga, Crude Throughput kilang Cina memiliki potensi kembali alami lonjakan pada September, usai pada Agustus lalu naik sebesar 2,5%.

Keempat, menurut data dari kepabeanan Cina, terdapat lonjakan 20,87% impor minyak mentah ke negeri Panda pada Agustus 2023 dibandingkan bulan sebelumnya.

Tim Harga menyebut, peningkatan harga minyak mentah juga disebabkan oleh turunnya ekspor minyak Rusia pada Agustus lalu sebanyak 150 ribu bph bulan ke bulan (mom) atau 570 ribu bph tahun ke tahun (yoy). Mereka juga menyebut adanya kemungkinan defisit minyak mencapai 3 juta bph pada triwulan IV 2023.

Tak hanya China, Amerika, dan Rusia, Tim Harga juga menyebut faktor penyebab lain dari kenaikan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik.

“Selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di atas, juga dipengaruhi oleh peningkatan crude run rate Kilang di Korea Selatan selama bulan September 2023 yang naik hingga 0,4 juta bph dibandingkan akhir Agustus 2023, capai 2,7 juta bph pada akhir September 2023,” kata Tim Harga Minyak.

Badan Energi Internasional (IEA) memproyeksikan adanya penambahan 2,2 juta bph permintaan minyak dunia tahun 2023 menjadi 101.8 juta bph. Lonjakan permintaan minyak pada Semester II 2023 mencapai 1.5 juta bph dibandingkan Semester I 2023.

Berbeda dengan IEA, S&P Global Commodity Insights mengestimasi lonjakan permintaan minyak mengalami peningkatan sebanyak 2,8 juta bph pada Triwulan IV 2023 ini.

Mengenai persediaan, IEA memperkirakan proyeksi penurunan stok minyak dunia sebesar 0.6 juta dan 0.2 juta bph pada Triwulan III dan IV 2023. IEA juga mengatakan stok Minyak Mentah komersial Amerika Serikat mengalami penurunan 6,6 juta barel menjadi 421,7 juta barel pada akhir September 2023 dibandingkan bulan sebelumnya.

Berikut daftar kenaikan harga rata-rata minyak mentah utama pada September dibandingkan bulan sebelumnya:

  • Dated Brent naik US$ 7,79/barel, dari US$ 86,22 menjadi US$ 94,00;
  • WTI (Nymex) naik US$ 8,11/barel, dari US$ 81,32 menjadi US$ 89,43;
  • Brent (ICE) naik US$ 7,48/barel, dari US$ 85,10 menjadi US$ 92,59;
  • Basket OPEC naik US$ 7,18/barel, dari US$ 87,33 mejadi US$ 94,51;
  • Rata-rata ICP naik US$ 7,58/barel, dari US$ 82,59 menjadi US$ 90,17.
Reporter: Mela Syaharani