Harga minyak turun lebih dari 2% pada akhir perdagangan Rabu (11/10). Kekhawatiran gangguan pasokan akibat konflik di Timur Tengah mereda sehari setelah produsen utama OPEC, Arab Saudi, berjanji untuk membantu menstabilkan pasar.
Brent berjangka turun US$ 1,83, atau 2,1%, menjadi US$ 85,82 per barel. West Texas Intermediate AS turun US$ 2,48, atau 2,9%, menjadi US$ 83,49.
Harga minyak mentah Brent dan WTI telah melonjak lebih dari US$ 3,50 per barel pada hari Senin (9/10) karena kekhawatiran bentrokan antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas dapat meningkat menjadi konflik yang lebih luas dan akan mengganggu pasokan minyak global.
Harga minyak sedikit lebih rendah setelah Arab Saudi mengatakan pihaknya bekerja sama dengan mitra regional dan internasional untuk mencegah eskalasi, dan menegaskan kembali upayanya untuk menstabilkan pasar minyak pada Selasa (10/10).
“Baik WTI dan Brent melemah kemarin karena kekhawatiran akan gangguan pasokan yang tiba-tiba dan tidak terduga telah dikesampingkan untuk saat ini,” kata analis PVM, Tamas Varga.
Rumah dagang Mercuria memprediksi harga minyak mencapai US$ 100 per barel jika situasi di Timur Tengah semakin meningkat, wakil CEO Magid Shenouda mengatakan pada hari Rabu.
“Satu-satunya hal yang menjadi jelas bagi para pedagang energi adalah bahwa jalan menuju pemulihan pertumbuhan global semakin sulit,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, seraya mencatat “konsumen AS sedang melemah (dan) Jerman mungkin menuju ke arah yang lebih buruk. resesi yang lebih dalam."
Di Eropa, pemerintah Jerman memperkirakan perekonomian akan berkontraksi sebesar 0,4% tahun ini karena tingginya inflasi yang terus berlanjut.
Rusia dan Arab Saudi bertemu di Moskow pada hari Rabu, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa koordinasi OPEC+ akan terus berlanjut “demi prediktabilitas pasar minyak.”
OPEC+ adalah kemitraan antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia.Putin juga mendesak perusahaan untuk memprioritaskan pasar domestik Rusia. Larangan ekspor bensin dan beberapa solar di negara tersebut dibatalkan lagi pada minggu lalu karena ekspor solar yang tiba di pelabuhan melalui pipa diizinkan.
Di AS, harga produsen meningkat lebih dari perkiraan pada bulan September di tengah kenaikan biaya produk energi dan makanan, namun tekanan inflasi di tingkat pabrik terus mereda.