Pemerintah akan Lelang Ulang 49 WK Migas yang Dikembalikan ke Negara

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Pekerja Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) memeriksa instalasi saat perawatan salah satu sumur minyak dan gas di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023).
Penulis: Mela Syaharani
12/10/2023, 19.27 WIB

Pemerintah akan melelang ulang 49 wilayah kerja minyak dan gas (WK Migas) yang telah dikembalikan kepada negara atau diterminasi sepanjang tahun 2020 hingga semester I 2023.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, WK migas yang diterminasi ini nantinya akan dilelang ulang dengan sejumlah perbaikan, mulai dari pengurangan bonus tanda tangan atau signature bonus hingga perbaikan bagi hasil atau split.

“Misalnya kalau yang lama signature bonus dan lain sebagainya mungkin agak terlalu berat, mungkin nanti akan dikurangi. Mengenai split-nya bisa jadi diperbaiki supaya bisa lebih menarik,” ujarnya kepada Katadata.co.id saat ditemui di kantor Kementerian ESDM pada Kamis (12/10).

Pengkajian kembali ini utamanya ditujukan bagi para peserta lelang untuk mempelajari potensi dari WK migas yang diterminasi. Mengenai lelang ini nantinya saat memasuki tender pemerintah akan meneliti kemampuan keuangan peserta lelang. Hal ini untuk menghindari keadaan terminasi kembali terjadi.

“Yang paling besar kebanyakan terjadi karena pemegang kontrak itu saat ini tidak memiliki kemampuan keuangan yang cukup, jadi karena itu saat tender nanti pesertanya akan kami teliti kemampuan keuangannya sebaik-baiknya,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa terminasi ini berdasarkan pertimbangan dari eksplorasi yang sudah melewati batas waktu yang ditentukan serta tidak bisa menjalankan komitmen yang sudah disepakati.

“Kami lihat bahwa upaya untuk mencari solusi agar tidak diterminasi itu sudah tidak ada dan kedua belah pihak sepakat bahwa ini sudah tidak ada jalan lain sehingga terminasi,” jelasnya.

Upaya terminasi ini juga dipilih agar dapat memperoleh operator lain yang mungkin memiliki teknologi kapabilitas dan khususnya keuangan yang memadai.

Menyebut soal kemampuan keuangan, Dwi mengungkapkan bahwa alasan terbesar masa eksplorasi habis yang menyebabkan WK migas diterminasi karena masalah keuangan.

“Ya kenapa habis? Karena memang dia nggak punya duit, kebanyakan seperti itu, karena tidak punya duit ya nggak dikerja-kerjain sampai habis kontraknya,” ucapnya.

Reporter: Mela Syaharani