WK Migas Terminasi Bertambah Menjadi 50, Termasuk Blok Andaman III

Katadata/Muhammad Fajar Riyandanu
Ilustrasi.
Penulis: Mela Syaharani
18/10/2023, 14.01 WIB

Puluhan wilayah kerja minyak dan gas (WK migas) diterminasi atau dikembalikan kepada negara. Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan saat ini sudah ada penambahan satu WK terminasi menjadi 50 blok.

“Sudah bertambah dari 49 menjadi 50 WK terminasi, tapi dari tahun 2020 sampai 2023 terminasi akumulasi,” kata Dirjen Migas Tutuka Ariadji dalam acara CNBC Energy Corner dikutip Rabu(18/10).

Tutuka menjelaskan, WK yang sudah diterminasi selanjutnya akan dievaluasi dan kemudian akan dilakukan pelelangan. Dia menyebut, dari 50 WK tersebut tidak akan dilelang seluruhnya. “Kita tentu melihat mana-mana yang sekiranya masih menarik, masih berpotensi dikembangkan,” jelasnya.

Selain dilelang, Tutuka mengungkap WK yang masih bisa dikembangkan ini nantinya akan dilakukan joint study. “Kalau joint study siapa yang tertarik akan dilakukan lelang, tapi ada mekanisme first right refusal, jadi dapat prioritas lah,” ucapnya.

Terkait lelang, Tutuka menjabarkan bahwa akan memprioritaskan WK yang paling berpotensi. Seluruh WK terminasi ini tersebar dari Pulau Sumatra hingga Papua. “Kita liat mana yang paling berpotensi kita sampaikan dulu,” tuturnya.

Lebih lanjut, dia menceritakan bahwa dari 50 WK terminasi ini terdiri atas 11 migas non konvensional (MNK) dan 39 lainnya merupakan WK konvensional. Kementerian memetakan WK terminasi dengan memberikan warna berdasarkan statusnya. “Yang terminasi otomatis itu warna merah, lalu yg biru itu terminasi sukarela,” jelasnya.

Tutuka mengatakan terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab adanya terminasi WK. Pertama, karena telah melewati batas waktu eksplorasi. Kemudian yang kedua terminasi ini dilakukan secara sukarela. “Dalam industri migas ini selalu ada ketidakpastian walaupun sudah dilakukan kajian studi geologi, reservoir, dan geofisika,” ujarnya.

Dia menjelaskan adanya ketidakpastian ini yang menyebabkan potensi sumber daya yang akan dijadikan cadangan itu hasilnya sangat kecil ataupun tidak bernilai ekonomis sehingga membuat kontraktor tidak melanjutkan eksplorasi.

Dia mengatakan salah satu WK terminasi yakni Andaman III yang dikelola raksasa migas Spanyol, Repsol. “Itu salah satu yang diupayakan cepat untuk bisa dilelang kembali karena kita melihat dengan pendekatan, metodologi, dan konsepsi yang berbeda, bisa saja menghasilkan temuan yang berbeda dari kajian sebelumnya,” ungkapnya.

Berkaitan dengan kemungkinan hasil yang berbeda dari temuan sebelumnya, Tutuka menerangkan pihaknya memiliki tim khusus yang terdiri dari tim ekspert dan tim formal. Kedua tim ini berfungsi untuk mengkaji dan menawarkan kembali WK yang masih bisa dikembangkan.

Reporter: Mela Syaharani