Arutmin Incar Produksi 3 Juta Ton Batu Bara dari Tambang Asamasam

Katadata/Mela Syaharani
Tambang batu bara Asamasam di Kalimantan Selatan yang dioperasikan oleh Arutmin Indonesia.
Penulis: Mela Syaharani
25/10/2023, 08.23 WIB

Arutmin Indonesia menargetkan tambang Asamasam dapat memproduksi 3 juta ton batu bara tahun ini. Separuh dari produksi akan dialokasikan untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

“Pada 2022 kemarin kami bisa produksi tiga juta ton, tahun ini juga sekitar tiga juta saja. Sekitar 1,5 juta ton untuk PLTU Asamasam,” kata Engineering Superintendent tambang Asamasam Arutmin Indonesia, Abdul Kahar kepada Katadata.co.id di Kalimantan Selatan pada Selasa (24/10).

PLTU Asamasam ini terletak tidak jauh dari lokasi tambang Asamasam. Pembangkit listrik ini berada di desa Asri Mulia, kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Saat ini, lokasi eksplorasi atau penambangan di Asamasam terdapat di dua area, salah satunya di tambang Asam Tengah. Saat Katadata berkunjung ke Asam Tengah, proyek ini sudah mencapai kedalaman 50 meter.

Sebagai informasi, Arutmin Indonesia ini merupakan salah satu anak perusahaan dari Bumi Resources dengan jumlah kepemilikan langsung mencapai 70% pada kuartal kedua 2023.

Menurut laporan keuangan Arutmin pada kuartal II 2023, perusahaan ini memiliki kapasitas rata-rata 20 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, Asamasam menyumbang 8 juta ton batu bara tiap tahunnya. Kahar menyebut porsi 8 juta ton batu bara ini tidak hanya bersumber dari tambang Asamasam saja.

“Itu dari Blok Asam Mulia, gabungan dari beberapa blok lain. Kalau di kami targetnya 3 juta, tapi kalau keseluruhan sekitar 8 jutaan,” kata dia.

Kahar mengakui adanya penurunan produksi batu bara di tambang Asamasam. Salah satu penyebab penurunan ini akibat tutupnya salah satu tambang. Namun pihaknya sudah melakukan pembukaan site baru pada 2021 sebagai pengganti.

Sehingga saat ini Asamasam memiliki dua site batu bara yang beroperasi. “Memang produksi kami dalam beberapa tahun ke depan sekitar 3-5 jutaan maksimal. Kami melihat peluang, jika harga membaik bisa jadi produksi bisa naik,” ungkap Kahar.

Tak hanya soal tutupnya site, faktor alam juga andil dalam penentuan naik turunnya produksi batu bara. Manajer IR/PR Komunikasi Bumi Resources, Ricco Surya mengatakan menurunnya produksi karena adanya La Nina pada kuartal I dan II 2023. “Kami ga bisa jual batu bara yang basah,” ujarnya .

Reporter: Mela Syaharani