Harga batu bara acuan (HBA) pada November 2023 naik dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan harga terbesar terjadi pada batu bara 5.300 kilo kalori (kcal) yang naik lebih dari 20%.
Pemerintah menetapkan HBA November melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 394.K/MB.01/MEM.B/2023 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batu Bara Acuan untuk Bulan November Tahun 2023.
Dalam aturan tersebut, harga batu bara acuan dibedakan menjadi empat golongan. Secara keseluruhan, keempat golongan harga acuan batu bara ini seluruhnya mengalami kenaikan pada November 2023, yaitu:
1. Batu bara 6.322 kcal per kilogram (kg) GAR (nilai kalor kotor) senilai US$ 139,80 per ton atau naik 12,78% dari bulan sebelumnya US$ 123,96 per ton.
2. HBA I 5.300 kcal per kg GAR ditetapkan US$ 103,20 per ton. Angka tersebut melonjak tajam 26,81% dari Oktober di US$ 81,38 per ton.
3. HBA II 4.100 kcal per kg GAR ditetapkan sebesar US$ 52,86 per ton atau meningkat 4,86% dari harga bulan sebelumnya US$ 50,41 per ton.
4. HBA III 3.400 kcal per kg GAR ditetapkan US$ 28,49 per ton, menguat 11,73% dari harga Oktober US$ 25,50 per ton.
Batu bara dengan nilai kalor 6.322 kcal per kg GAR biasanya menjadi acuan harga jual batu bara untuk penyediaan listrik dan bahan bakar di industri domestik, kecuali industri pengolahan dan pemurnian mineral logam.
Harga batu bara mulai menguat meskipun sepanjang tahun ini mengalami koreksi tajam sepanjang tahun ini seiring turunnya permintaan dari Eropa. Penurunan konsumsi Benua Biru didorong oleh pulihnya pasokan gas, dan terus berkembangnya energi baru terbarukan.
Ekspor Batu Bara Merosot
Pada rilis kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor batu bara pada periode Januari hingga Oktober 2023 merosot hingga 38% dibandingkan dengan periode yang sama 2022. Anjloknya kinerja ekspor mineral hitam salah satunya terdampak oleh jatuhnya harga sepanjang tahun ini.
Namun, secara bulanan ekspor batu bara naik 24,11% menjadi US$ 2,73 miliar dari bulan sebelumnya US$ 2,20 miliar. Ekspor batu bara pada Oktober berkontribusi 13,16% terhadap ekspor non migas Indonesia.
“Peningkatan nilai ekspor batu bara (pada Oktober) lebih didorong oleh peningkatan volume ekspornya yang naik 18,21%,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers.
BPS mencatat, secara umum harga komoditas unggulan ekspor Indonesia mengalami penurunan sepanjang tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya, yakni batu bara, minyak kelapa sawit, nikel, gas alam, dan minyak mentah.