Luhut Tak Terima Tudingan RI Biang Kerok Harga Nikel Dunia Anjlok

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan keterangan pers saat kegiatan media briefing di Nusa Dua, Badung, Jumat (22/12/2023).
Penulis: Mela Syaharani
7/2/2024, 18.48 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Indonesia bukanlah penyebab turunnya harga nikel dunia.

“Itu kan at the end cari equilibrium-nya (keseimbangan). Apapun komoditasnya, jika melihat harganya tidak boleh hanya dari setahun dua tahun, harus 5-10 tahun. Harus dilihat kumulatif harganya kemudian melihat harga rata-ratanya,” ujarnya saat ditemui di kantornya pada Rabu (7/2).

Menurut data Westmetall, harga komoditas nikel di London Metal Exchange (LME) untuk kontrak 3 bulan ke depan pada Selasa (6/2) turun 1,2% ke angka US$ 15.880 per ton dibandingkan sehari sebelumnya di level US$ 16.075 per ton.

Meski tren harga sejak awal 2024 menunjukkan pergerakan fluktuatif, namun harga nikel telah bertahan di angka US$ 16.000-an sejak 5 Januari hingga 5 Februari kemarin. Berdasarkan data Westmetall, harga sejak September 2023 secara umum terus menunjukkan tren penurunan. Saat itu harga nikel per tonnya masih di angka US$ 20.000 per ton.

Sebelumnya, menurut analisis Macquarie, bank investasi yang berbasis di Australia, berlebihnya pasokan dari Indonesia memaksa produsen di negara lain menutup tambang-tambang yang tidak menguntungkan.

Bahkan Washington dan Paris disebut panik lantaran pergolakan ini akan memberikan kontrol yang lebih besar kepada Cina atas sumber daya strategis tersebut. “Ya biar saja tambang dunia tutup asal tambang kita gak ikut-ikutan,” ujar Luhut.

Macquarie menilai produksi nikel Indonesia meningkatkan hingga 30% tahun lalu menjadi 1,9 juta ton. Sementara permintaan global nyaris tidak tumbuh. Dorongan agresif Indonesia telah membantu meningkatkan pangsa pasarnya menjadi 55% pada 2023, naik cukup pesat dari yang awalnya hanya 16% pada tahun sebelumnya.

Namun, peningkatan produksi juga berkontribusi pada penurunan harga nikel global sebesar 43% pada tahun lalu. Meski dituding memproduksi nikel secara jor-joran, Luhut dengan tegas membantah hal tersebut. “Kita nggak pernah jor-joran, tidak betul itu,” ucapnya.

Selain Luhut, Kementerian ESDM juga sebelumnya membantah tudingan Macquarie, yang menyebut bahwa jatuhnya harga nikel lantaran produksi berlebih produk turunan nikel dari Indonesia membanjiri pasar global.

“Menurut saya yang diproduksi di Australia itu adalah produk turunan nikel kelas 1 yang kebanyakan nikel matte, sedangkan produksi nikel matte Indonesia itu hanya 70. 000 ton per tahun,” kata Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif dalam CNBC Mining Outlook 2024, Jumat (2/2).

Reporter: Mela Syaharani