Pemerintah Saudi Arabia dilaporkan berencana untuk melepas sahamnya di Saudi Aramco. Menurut sumber yang mengetahui masalah ini, saham yang akan dilepas bernilai setidaknya US$ 10 miliar atau sekitar Rp 160 triliun.

“Persiapan sudah dilakukan dan detail dari transaksi masih dapat berubah,” ujar sumber tersebut seperti dikutip dari Reuters, Senin (27/5). “Saham tersebut akan dicatatkan di Riyadh dan akan menjadi penawaran yang dipasarkan sepenuhnya, bukan penjualan yang dipercepat”.

Terkait hal ini Aramco menyatakan bahwa keputusan mengenai penjualan saham adalah urusan pemegang saham. “Bukan sesuatu yang dapat kami komentari,” kata Aramco. Sementara pemerintah Arab Saudi tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Bank-bank termasuk Citigroup, Goldman Sachs, dan HSBC sebelumnya telah didapuk untuk mengelola penjualan saham ini.

Arab Saudi telah memulai transisi ekonomi yang dikenal sebagai Visi 2030, yang menempatkan perluasan sektor swasta dan pertumbuhan ekonomi non-minyak sebagai pusat pembangunan di masa depan.

Pemerintah Saudi tetap menjadi pemegang saham terbesar Aramco, dengan 90% saham, dan sangat bergantung pada pembayaran dividen dari raksasa migas tersebut.

“Aramco memperkirakan akan membayar dividen sebesar US$ 31 miliar,” kata Saudi Aramco awal bulan ini, meskipun melaporkan pendapatan yang lebih rendah untuk kuartal pertama di tengah rendahnya harga minyak dan volume penjualan.

Sejak penawaran umum perdana pada tahun 2019 yang menjadi IPO terbesar di dunia, saham Aramco telah meningkat dari harga IPO 32 riyal ke level tertinggi 38,64 riyal pada tahun lalu. Sahamnya ditutup pada 29,95 riyal pada Kamis (23/5).