Menko Luhut Soroti 11 Isu Utama yang Perlu Diperbaiki di Sektor Hulu Migas
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa terdapat 11 isu utama yang perlu diperbaiki pada sektor hulu migas Indonesia.
“Mulai dari lamanya persetujuan izin lingkungan, peraturan terkait ruang laut dan pertanian, perpajakan migas yang kurang kondusif, hingga kurangnya dukungan dari sebagian pemerintah daerah,” kata Luhut melalui akun instagramnya, dikutip Rabu (24/7).
Luhut menulis, 11 isu ini membuat iklim investasi hulu migas menjadi kurang menarik. Apalagi dalam proses perizinan, masih sering terjadi tumpang tindih kewenangan antar Kementerian/Lembaga (K/L), yang menurutnya seringkali menjadi hambatan.
“Karena itulah pagi ini, saya bersama seluruh K/L terkait kembali berkoordinasi untuk mengevaluasi serta menyusun langkah strategis untuk hal dimaksud,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini perlu dilakukan untuk mewujudkan ketahanan dan ketersediaan energi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Sehingga tidak ada pilihan lain selain untuk terus mengupayakan peningkatan produksi dan lifting migas nasional.
“Saya menegaskan kepada setiap K/L di dalam Task-Force yang sudah dibentuk, agar terus melakukan monitoring dan evaluasi atas kegiatan investasi, produksi dan lifting migas di Indonesia,” ucapnya.
Luhut juga berharap, usai rapat koordinasi ini setiap Kementerian/Lembaga memiliki komitmen yang sama untuk meningkatkan iklim investasi sektor migas, dengan mengejar kemudahan berbisnis (ease of doing business) di sektor ini.
“Saya yakin kita memiliki visi dan pandangan yang sama dalam upaya percepatan peningkatan produksi migas di Indonesia di tahun ini maupun di tahun-tahun mendatang.” kata dia.
Kinerja Investasi Hulu Migas
Sebelumnya, SKK Migas melaporkan kinerja investasi hulu migas pada semester pertama 2024 mencapai US$ 5,6 miliar atau Rp 90,63 triliun (kurs Rp 16.185 per dolar Amerika Serikat).
Jumlah ini baru mencapai 75% dari target paruh pertama tahun ini yang ditetapkan pemerintah. “Diperkirakan saat akhir tahun ini investasinya menjadi US$ 15,7 miliar,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/7).
Sebagai informasi, target investasi migas pada semester I 2024 sebesar US$ 7,43 miliar, sedangkan untuk sepanjang tahun angkanya di US$ 17,7 miliar. Meski belum mencapai target, namun Dwi optimistis realisasi tahun ini akan lebih baik dibandingkan 2023.
“Karena pada 2024 akan ada peningkatan 15% investasi dari realisasi 2023. Capaian ini juga lebih baik dari pada peningkatan investasi global yang berkisar 5%,” ujarnya.
Dalam paparannya SKK Migas mengatakan capaian investasi migas 2023 sebesar US$ 13,7 miliar belum memenuhi target tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh kendala pengeboran sumur pengembangan karena safety stand-down, ketersediaan rig dan tenaga kerja serta banjir di lokasi pengeboran.
Dwi memperkirakan investasi tahun depan akan lebih baik. “Posisi 2025 di US$ 15,7 miliar, masih sejalan dengan target jangka panjang kami,” ucapnya.