Kementerian ESDM melaporkan kuota LPG subsidi dalam RAPBN 2025 ditetapkan sebesar 8,17 juta metrik ton (mt), naik 1,74% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 8,03 juta mt.
“Peningkatan ini didorong oleh permintaan LPG dari masyarakat. Jadi permintaan tinggi terus,” kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI pada Selasa (27/8).
Dalam paparannya, realisasi penyaluran LPG subsidi hingga Juli 2024 mencapai 4,74 juta mt. Jika mengacu pada data APBN 2024, capaian ini telah menyentuh angka 59,03% dari target tahun ini.
Kementerian ESDM juga turut menampilkan outlook atau proyeksi konsumsi LPG subsidi hingga akhir tahun mendatang. Dalam paparan tersebut, outlook tahun ini angka konsumsi LPG subsidi mencapai 8,15 juta mt atau 101,49% dari target yang dianggarkan.
Selain LPG, Bahlil menyebut Kementerian ESDM saat ini tengah mengupayakan pembangunan jaringan gas (jargas) dan pembangunan industri LPG di Indonesia.
“Memang problemnya adalah bahan baku LPG yakni C3 dan C4. Namun kami sedang koordinasikan dengan SKK Migas dan Pertamina untuk kami memikirkan langkah ini,” ujarnya.
Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga melaporkan penyaluran LPG 3 kg telah melampaui kuota sampai dengan April 2024. Penyaluran gas melon berpotensi melampaui kuota sebesar 4,4% pada akhir tahun ini.
“Dapat kami sampaikan realisasi hingga April 2024 sebesar 2,69 juta metrik ton, angka tersebut sudah melebihi 1,8% dibandingkan dengan kuota hingga April 2024,” kata Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan beberapa waktu, Selasa (28/5).
Riva menyebut jumlah konsumsi atau penyaluran yang melebihi kuota ini disebabkan oleh momentum dan kegiatan besar, seperti Ramadan dan Idul Fitri, yang terjadi di sepertiga awal 2024.
Pertamina memproyeksikan angka penyaluran subsidi LPG pada tahun ini akan melebihi kuota yang ditetapkan. Dalam nota keuangan dan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara atau RAPBN 2025, subsidi energi dipatok sebesar Rp 204.532,4 miliar.
Jumlah ini terdiri atas subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji sebesar Rp 114.312,6 miliar serta subsidi listrik sebesar Rp 90.219,8 miliar.