Konsorsium Pertamina Hulu Energi Resmi Kelola Blok Migas Melati

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wpa.
Ilustrasi.
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti
17/10/2024, 12.03 WIB

PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati dan mitra konsorsiumnya meneken kontrak kerja sama atau production sharing contract untuk wilayah kerja migas Melati dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada Senin (14/10). Kerja sama pengelolaan WK migas ini menggunakan kontrak bagi hasil cost recovery. 

Cost Recovery adalah biaya operasi yang dikeluarkan terlebih dahulu oleh kontraktor untuk melaksanakan kegiatan eksplorasi, eksploitasi, dan produksi Migas. Kontraktor berhak untuk mendapatkan kembali biaya operasi yang telah dikeluarkan setelah berproduksi secara komersial. Biaya operasi yang telah dikeluarkan oleh kontraktor tersebut akan dikembalikan dari hasil produksi Migas pada suatu wilayah kerja bersangkutan dalam bentuk hasil produksi. 

Plt Direktur Jenderal Migas Dadan Kusdiana mengatakan, penandatanganan kontrak untuk WK Melati ini dapat membantu pencapaian target pemerintah. "Kami  berharap dengan kolaborasi KKKS di Wilayah Kerja Eksplorasi ini menghasilkan temuan baru melalui pemenuhan komitmen eksplorasi,” kata Dadan dalam siaran pers, dikutip Kamis (17/10). 

Sebelum melakukan penandatanganan kontrak, kontraktor telah menyelesaikan kewajiban finansial, yaitu pembayaran bonus tanda tangan dan menyerahkan jaminan pelaksanaan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.

WK migas Melati ini berada di onshore dan offshore Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati akan menjadi operator untuk luas wilayah kerja 8.453,70 Km2. 

WK Melati memiliki nilai total komitmen pasti sebesar US$ 12,7 juta atau Rp 197,1 miliar. Komitmen ini berupa pelaksanaan kegiatan Studi Geologi dan Geofisika, 200 km2 seismik 3D, 250 km seismik 2D dalam tiga tahun kedepan. 

“Eksplorasi di Indonesia Timur menjadi harapan baru industri migas, kami siap menjalankan komitmen eksplorasi untuk Wilayah Kerja Melati untuk menemukan cadangan baru,” kata Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati, Muhamad Arifin.

Kementerian ESDM sebelumnya telah mengumumkan pemenang lelang penawaran langsung WK migas tahap I 2024 untuk WK Central Andaman, WK Amanah, dan WK Melati pada Selasa (3/9). 

Pengumuman ini memiliki nilai investasi berupa komitmen pasti sebesar US$ 19.882.293 atau Rp 308,97 miliar (kurs Rp 15.540) dan bonus tanda tangan sebesar US$ 800.000 atau Rp 12,43 miliar. 

Pengumuman pemenang lelang WK tersebut ditandai dengan penyampaian Surat Penetapan Pemenang Lelang oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia kepada Badan Usaha/Bentuk Usaha Tetap Peserta Lelang. 

“Kami ucapkan selamat kepada para pemenang,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Dadan Kusdiana dalam siaran pers, Selasa (3/9). 

Berikut pemenang lelang penawaran langsung tiga WK migas tahap 1 2024:

WK Central Andaman (Offshore Bagian Utara Sumatera)

  • Pemenang: Konsorsium Premier Oil South Andaman Limited dan Mubadala Energy Holdings Limited, 
  • Bonus tanda tangan: US$ 300.000 atau Rp 4,66 miliar
  • Total komitmen pasti US$ 4.032.293 atau Rp 62,66 miliar

WK Amanah (Onshore Sumatera Selatan)

  • Pemenang: Konsorsium PT Medco Energi Linggau, PT Sele Raya dan KUFPEC Regional Ventures (Indonesia) Limited
  • Bonus tanda tangan: US$ 300.000 atau Rp 4,66 miliar
  • Total komitmen pasti: US$ 3.150.000 atau Rp 48,95 miliar

WK Melati (Onshore-OffShore Sulawesi Tenggara-Sulawesi Tengah) 

  • Pemenang: Konsorsium PT Pertamina Hulu Energi, Sinopec International Energy Investment Holdings Limited dan KUFPEC Regional Ventures (Indonesia) Limited
  • Bonus tanda tangan: US$ 200.000 atau Rp 3,1 miliar
  • Total komitmen pasti: US$ 12.700.000 atau Rp 197,35 miliar
Reporter: Mela Syaharani