Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM, Bahlil Lahadalia, menyatakan realisasi investasi Tiongkok di Indonesia bakal turun pada awal tahun ini. Mewabahnya virus corona atau Covid-19 yang bermula dari Kota Wuhan, Hubei, Cina diduga sebagai biang utamanya.
Saat ini Bahlil sedang menghitung penurunan realisasi investasi dari Tiongkok di semester pertama. “Dalam simulasi data sampai Februari kemungkinan besar menurun khusus untuk Tiongkok,” kata Bahlil di Jakarta, Jumat (6/5). Dia belum bisa membeberkan angka persisnya karena lembaganya baru merilis realisasi investasi tiga bulanan pada awal April nanti.
Menurutnya, realisasi investasi yang turun terutama di bidang hilirisasi yang didominasi tenaga kerja asing asal Negeri Panda tersebut. Sebab, begitu mesin-mesin didatangkan dari Tiongkok akan membutuhkan tenaga kerja yang mampu mengoperasikannya. Dan sebagian besar pekerja utama berasal dari Cina yang saat ini tidak boleh masuk Indonesia.
(Baca: Wabah Corona Hambat Komunikasi BKPM dengan Investor Asia Timur)
Alhasil, proyek-proyek tersebut akan macet. “Saya tidak terlalu khawatir kalau Maret-April corona ini selesai. Bisa kita pacu untuk mengejar ketertinggalan di Januari dan Februari,” ujar Bahlil.
Adapun untuk investasi yang sudah berjalan tidak akan terganggu karena tenaga kerja dan mesin sudah beroperasi. “Yang terganggu itu yang lagi running. Timnya masih di Cina, itu terganggu,” katanya.
Dalam penilaian Bahlil, Covid-19 sejatinya tidak hanya berdampak kepada Indonesia tetapi juga hampir seluruh dunia. Hal ini lantaran kontribusi pertumbuhan dunia dari Cina menyumbang 16-17 persen. Perhatikan grafik pada Databoks berikut ini:
(Baca: BI Pantau 4 Tanda Ekonomi Tiongkok Mulai Berdenyut Pasca Corona)
Kendati kucuran modal dari Negeri Tembok Raksasa itu menurun, Bahlil mengatakan investasi dari negara lain dan dalam negeri justru meningkat. “Dibandingkan periode yang sama di 2019 itu meningkat,” kata mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia itu.