Perum Bulog menunda ekspor beras kemasan sebanyak 100 ton ke Arab Saudi. Penundaan ini dikarenakan ada beberapa persyaratan serta prosedur ekspor yang belum diselesaikan di Kementerian Perdagangan.
Dirut Bulog Budi Waseso mengatakan, ekspor beras sedianya dilakukan pekan ini. Namun, karena ada beberapa prosedur yang belum diselesaikan, ekspor ke Arab Saudi harus ditunda hingga beberapa waktu ke depan.
"Ada beberapa adminitrasi yang kurang. Karena ternyata ekspor itu ada prosedurnya. Saya kira ekspor ya tinggal ekspor saja, tapi saya lupa kalau kewenangan izinnya ada di Kementerian Perdagangan," kata pria yang akrab di sapa Buwas itu di Jakarta, Kamis (27/2).
(Baca: Buwas Sebut Pasokan Beras Bulog Aman hingga Lebaran, Stok 1,7 Juta Ton)
Jika persyaratan itu rampung, dia berharap bisa segera meralisasikan ekspor secepatnya. Adapun ekspor beras dilakukan Bulog karena beberapa pertimbangan.
Pertama, karena adanya surplus stok di dalam negeri. Yang mana, hingga Lebaran mendatang stoknya dipastikan mencapai 1,7 juta ton. Kedua, permintan beras Indonesia cukup tinggi, terutama dari Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Tanah Suci baik itu untuk bekerja maupun jamaah haji dan umroh.
Hal ini juga menurutnya mendapat respons positif dari pemerintah Arab Saudi. "TKI di sana kan banyak. Banyak yang mengeluh masyarakat kita yang tidak suka dengan kualitas beras Arab Saudi. Beras di sana panjang-panjang itu tidak disukai," kata dia di Jakarta, Kamis (27/2).
(Baca: Bulog Ekspor 100 Ton Beras ke Arab Saudi Pekan Ini)
Oleh karenanya, Bulog berinisiatif mengekspor beras dalam bentuk kemasan dengan harga banderol sekitar Rp 15 ribu per kilogram. Bulog menargetkan ekspor beras ke Arab Saudi bisa ditingkatkan jumlahnya secara bertahap.
Ia pun memastikan, beras yang diekspor merupakan beras lokal pengadaan baru. Beras yang digunakan berasal dari stok beras komersial hingga awal Februari 2020. Saat ini simpanan beras jenis komersial di gudang Bulog mencapai 121,16 ribu ton.
Rencana ekspor beras sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo. Jokowi meminta Indonesia untuk mengeskpor beras sebanyak 500 ribu ton pada 2020.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, salah satu pasar yang dibidik negara tujuan ekspor beras adalah Tiongkok. "Hampir semua tempat butuh beras kita, termasuk Tiongkok," kata Syahrul.
Ia berharap, ekspor beras Indonesia ke Negeri Panda bisa mencapai 100 ribu ton.