Kementan Proyeksi Jumlah Pemotongan Kurban Tahun Ini Naik 10%

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi pedagang hewan kurban di Johar, Jakarta Pusat.
11/8/2019, 11.43 WIB

Kementerian Pertanian (Kementan) memproyeksikan jumlah pemotongan hewan kurban tahun ini bakal naik 10% dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan pada Idul Adha 2019, jumlah tersebut diperkirakan akan mencapai 1.346.712 ekor, terdiri dari 376.487 ekor sapi, 12.958 ekor kerbau, 716.089 ekor kambing dan 241.178 ekor domba.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan I Ketut Diarmita mengatakan, jumlah pemotongan hewan kurban di Indonesia tahun 2018 mencapai 1.224,284 ekor, terdiri dari 342.261 ekor sapi, 11.780 ekor kerbau, 650.990 ekor kambing, dan 219.253 ekor domba.

"(Alasannya) karena penambahan jumlah penduduk dan peningkatan jumlah masyarakat prasejahtera," ujar Ketut saat dihubungi Katadata, Minggu (11/8).

(Baca: Video: Mendulang Cuan dari Hewan Kurban)

Ia melanjutkan, Kementan optimistis ketersediaan sapi potong dan hewan kurban lainnya pada Idul Adha tahun ini mencukupi. Untuk memastikan ketersediaan dan pemenuhan stok hewan kurban ini, Ditjen PKH telah melakukan koordinasi dengan Dinas yang Membidangi Fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan seluruh provinsi di Indonesia.

Ketut juga menyampaikan bahwa berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS total populasi sapi potong, sapi perah, dan kerbau di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 18.120.831 ekor dengan rincian populasi sapi potong sebanyak 16.648.691 ekor, sapi perah 604.467 ekor, dan kerbau 877.673 ekor.

Adapun untuk populasi sapi potong dapat dirinci menjadi Sapi Bali sebanyak 32,91%, Onggole 15,15%, Madura 6,79%, Simental 9,08%, Limosin 11,23%, Brahman 4,14%, Brahman Cros 0,36%, Aceh, 6,12%, dan sapi jenis lainnya 14,20%.

Ia menjelaskan, beragamnya rumpun sapi potong baik asli maupun lokal merupakan potensi basis yang ke depannya harus ditingkatkan daya saingnya. Sapi potong asli Indonesia di antaranya tediri dari sapi Bali, Aceh, Madura, dan sapi Pesisir.

(Baca: Presiden Jokowi dan Ibu Negara Salat Idul Adha di Kebun Raya Bogor)

Sedangkan sapi yang termasuk dalam rumpun lokal, di antaranya sapi Sumba Ongole (SO), Peranakan Ongole (PO), dan rumpun sapi lainnya yang telah beradaptasi dan dikembangkan dengan baik dengan kondisi lokal.

"Keberagaman rumpun sapi potong asli tersebut, menjadi modal dasar bagi Indonesia dalam memproduksi daging sapi untuk kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Pemerintah, menurutnya, telah mengambil kebijakan dalam pegembangan dan perbaikan mutu genetik ternak sapi potong untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha terhadap ternak sapi potong yang memiliki persentase karkas yang tinggi dan produktivitas yang efisien.

Ia melanjutkan, kebijakan pengembangan ternak sapi potong di Indonesia yang telah dilakukan pemerintah yakni dengan pemurnian genetik ternak sapi potong. Kementan memiliki empat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) untuk sapi potong, yakni BPTU Indrapuri di Aceh, BPTU Padang Mangatas di Sumatera Barat, BPTU Sembawa di Sumatera Selatan, dan BPTU Sapi Bali di Bali.

(Baca: Permintaan Hewan Kurban pada Idul Adha Tahun Ini Diprediksi Naik 5%)

"Untuk mendukung perkembangan sapi potong di Indonesia, Kementan juga memiliki dua Balai Inseminasi Buatan nasional (BBIB Singosari dan BIB Lembang), dan 1 Balai Embrio Transfer (BET Cipelang)," ujarnya.

Hanya, ia enggan menjelasan rincian harga kenaikan hewan kurban tersebut. "Kami di Dirjen PKH sebenarnya fokus mengurus produksi. Yang mengurusi harga ada di Perdagangan. Di Direktur Bapokting," ujarnya.

Reporter: Cindy Mutia Annur