Indonesia dan Argentina akan membentuk tim kerja untuk meningkatkan perdagangan kedua negara. Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita dan Menteri Produksi dan Tenaga Kerja Republik Argentina Dante Enrique Sica sepakat untuk meningkatkan perdagangan dua kali lipat atau 100% dari capaian 2018 pada 2021.
Nilai perdagangaan kedua negara pada 2018 sebesar US$ 1,7 miliar. Artinya, perdagangan pada 2021 diharapkan mencapai senilai US$ 3,4 miliar. "Indonesia dan Argentina sependapat bahwa dengan potensi kedua negara yang besar, nilai perdagangan keduanya saat ini masih terlalu rendah," kata Enggar seperti dalam siaran pers yang diterima Katadata.co.id, Rabu (26/6).
Kesepakatan ini dicapai pada pertemuan bilateral kedua menteri yang berlangsung pada 14 Mei lalu di Buenos Aires, Argentina. Menurut Airlangga, pemerintah Buenos Aires merespons positif usulan untuk meningkatkan hubungan perdagangan bilateral. Selain itu, kedua negara merupakan hub pasar regional baik di ASEAN maupun Mercosur--organisasi negara-negara Amerika Selatan-- yang belum tergarap potensinya.
Airlangga juga menilai, penguatan kerja sama perdagangan dan investasi menjadi penting di tengah ketidakpastian ekonomi global tahun ini yang diperkirakan berlanjut hingga tahun depan.
Tim kerja itu nantinya akan mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan perdagangan secara lebih seimbang bagi Indonesia. Selain itu, tim kerja akan mempelajari kemungkinan perjanjian antara Indonesia dengan Argentina maupun dengan Mercosur.
(Baca: Imbas Perang Dagang, Pemerintah Siapkan 12 Perjanjian Dagang Bilateral)
Sementara itu, Dante Sica menyampaikan Argentina dan Indonesia berada dalam kerangka kerja yang sama. Ia juga menyampaikan tim kerja kedua negara akan mengecek potensi produk perdagangan yang bisa ditingkatkan.
Selain itu, kedua negara membahas potensi kerja sama di sektor industri serta kemungkinan dilakukannya imbal dagang. "Industri kereta api dan pesawat terbang, serta infrastruktur merupakan industri strategis," ujar Enggar.
(Baca: Tumbuh Tertinggi di Asia, Peringkat Daya Saing RI Melesat ke Posisi 32)
Secara terpisah, Direktur Perundingan Bilateral Kemendag Ni Made Ayu Marthini mengatakan tim kerja pada perdagangan dan investasi (Working Group on Trade and Investment/WGTI) memiliki beberapa tujuan. Salah satunya, untuk tukar menukar informasi, seperti tantangan kedua negara.
"Ini perlu karena dua negara ini jauh. Satu di Amerika Selatan, satu di Asia Tenggara," kata dia di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (26/6). Ia pun mengatakan, peluang ekspor ke Argentina meliputi garmen, aparel, sepatu, otomotif, spare part, dan produk pertanian.
Selain itu, pemerintah mempromosikan perdagangan dan investasi Indonesia. Bahkan, meliputi perdagangan jasa seperti pariwisata, transportasi, dan tenaga kerja.
(Baca: Tekstil jadi Andalan Pemerintah Tekan Defisit Dagang dengan Argentina)
Kemudian, tim kerja akan membahas isu terkini. "Misalnya membahas tarif, daging mereka yang susah ke sini, atau makanan dan minuman kita susah ke sana," ujarnya.
Menurut dia, pembahasan itu dilakukan untuk mengidentifikasi kerja sama. Bila tim kerja menyepakati kebijakan tertentu, seperti penurunan tarif, kesepakatan itu dapat berupa perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) atau perjanjian dagang komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA). "Karena Argentina bagian dari Mercosur, dia tidak bisa bilateral. Harus Mercosur," katanya.