"Untuk pengembangan produk baru, banyak yang harus dipersiapkan. Apalagi produk yang siap untuk ekspor. Insentif fiskal saja tidak cukup," kata dia.

Ide Sri Mulyani untuk mengaitkan DID dengan kemampuan daerah mendorong ekspor terinspirasi dari Korea Selatan (Korsel) yang membuat perlombaan peningkatan ekspor di setiap daerah.

(Baca: RI Berpeluang Genjot Ekspor Udang ke Tiongkok dan Uni Eropa)

"Saya jadi bayangin dana insentif daerah kita, saya masukin ekspor sehingga Bupati berlomba-lomba (mendorong ekspor)," kata dia dalam Sarasehan Komoditas Unggulan di Eximbank, akhir Februari lalu.

Menurut dia, Korsel sempat mengalami krisis pada 1997-1998 seperti Indonesia. Saat itu, ekspor Korsel juga mengalami kejatuhan. Namun, Negeri Ginseng tersebut berhasil bangkit dengan mengubah problem menjadi peluang.

Korsel memanfaatkan tikus yang menjadi hama bagi petani untuk diolah kulitnya sehingga menjadi produk ekspor. Korsel pun membuat kompetisi menangkap tikus untuk meningkatkan ekspor.

Selain Korsel, Eropa juga memberikan insentif bagi daerah yang mendorong eskpor. Kebijakan tersebut telah berjalan dari 1970. "Tidak apa-apa kita ikuti sekarang. Better late than not, kan?" ujarnya.

Halaman: