Pemerintah Bidik Ekspor Industri Furnitur Rp 71 Triliun

Antara Foto/Syifa Yulinnas
Seorang pekerja sedang menyelesaikan pembuatan meubel berbahan baku kayu di salah satu industri meubel di Aceh Timur. Ekspor meubel saat ini cukup menjadi andalan pemerintah.
Penulis: Ekarina
11/1/2019, 10.33 WIB

Meskipun tumbuh positif, kinerja ekspor furnitur masih relatif kecil dibandingkan dengan potensi bahan baku yang dimiliki, mengingat Indonesia merupakan satu dari 10 Negara yang memiliki hutan terluas di dunia dengan lebih kurang 46,46% dari wilayah Indonesia merupakan kawasan perhutanan.

Oleh karena itu, pemerintah berupaya mengoptimalkan potensi industri furnitur nasional melalui beberapa kebijakan, antara lain melalui program bimbingan teknis produksi, fasilitas Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), promosi dan pengembangan akses pasar.

(Baca: Kinerja Bisnis Furnitur Jateng Terpacu Kawasan Industri Kendal)

Selain itu, pemerintah juga akan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) khusus industri furnitur yang kompeten melalui pembangunan Politeknik Industri Furnitur di Kawasan Industri Kendal.

Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu basis industri furnitur yang mampu menyumbang hingga 57% dari total ekspor furnitur nasional.

Dengan target peningkatan ekspor nasional mencapai US4 5 miliar, Airlangga memperkirakan kebutuhan tenaga kerja furnitur khususnya di Jawa Tengah meningkat sebanyak 101.346 orang dalam dua tahun ke depan.

Halaman: