Kementerian Pertanian menyatakan ekspor komoditas peternakan sepanjang Januari sampai November 2018 meningkat secara nilai dan volume. Peningkatan ekspor periode tersebut antara lain disebabkan oleh tumbuhnya daya saing serta adanya kemudahan perizinan ekspor.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita menyebut kebijakan Kementerian Pertanian mampu mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada 2045 secara perlahan mulai menunjukan hasil. "Sedikit demi sedikit telah dapat dibuktikan," kata Diarmita di Jakarta, Selasa (8/1).
(Baca: BKPM Sebut Investasi Sektor Peternakan di Indonesia Masih Minim)
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, ekspor subsektor peternakan sepanjang Januari hingga November 2018 mencapai US$ 578,40 juta, meningkat 3,19% dibanding periode yang sama tahun 2017 dengan capaian US$ 569,23 juta. Sementara itu, volume ekspor pada medio yang sama juga naik 9,67% menjadi 229.180 ton dari 208.965 ton.
Kementerian Pertanian telah memberikan rekomendasi ekspor Rp 32,13 triliun dengan capaian sejak awal 2015 hingga semester pertama 2018. Kontribusi ekspor terbesar saat ini berasal dari kelompok obat hewan senilai Rp 21,58 triliun dengan 91 negara tujuan. Selain itu, ekspor babi ke Singapura berhasil menyumbang Rp 3,05 triliun.
Diarmita menyebutkan, produk susu dan olahannya juga menghasilkan sebesar Rp 3,08 triliun menembus pasar 31 negara. Sementara kelompok pakan ternak asal tumbuhan menyumbang Rp 3,34 triliun untuk masuk 14 negara.
"Beberapa produk lain seperti produk hewan nonpangan, telur ayam tetas, daging dan produk olahannya, pakan ternak, kambing/domba, ayam, dan semen beku juga menyumbang devisa cukup besar tahun lalu," ujarnya.
(Baca: Pengusaha Sapi Potong Sebut Sulit Bersaing dengan Daging Impor)
Dia pun menuturkan peluang pasar untuk komoditas peternakan di pasar global masih terbuka lebar. Terlebih dengan tingginya permintaan dari negara di Timur Tengah dan negara lain di kawasan Asia memiliki potensi besar untuk dijajaki.
Selain itu, produk halal yang dimiliki Indonesia yang menjadi keunggulan sekaligus daya tarik untuk meningkatkan ekspor produk peternakan ke wilayah dengan penduduk mayoritas muslim. "Kita harus berikan dukungan terhadap pengembangan pariwisata halal yang secara internasional mulai berkembang pesat dewasa ini," katanya.