Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya blusukan ke Pasar Bogor yang berlokasi di Jalan Roda, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/10) malam. Jokowi ingin memastikan harga-harga bahan pokok di pasar stabil.
Tiba sekitar pukul 21.57, Jokowi langsung masuk ke pasar dan menghampiri pedagang sayuran dan berbincang dengannya. Setelah itu Kepala Negara mengunjungi pedagang lainnya, mulai dari pedagang buah, tempe, hingga ayam.
Menurut Jokowi, kondisi harga-harga di pasar ini sejalan dengan kondisi makro ekonomi, terutama berkaitan dengan besaran inflasi. Dengan kondisi harga yang relatif stabil ini, Presiden berharap tidak ada pihak-pihak yang berkata sebaliknya.
“Inflasinya stabil, harga di pasar juga stabil. Jadi jangan sampai ada yang teriak di pasar harga mahal-mahal. Nanti ibu-ibu di pasar marah, nanti enggak ada yang datang ke pasar, larinya ke supermarket, ke mal,” kata Jokowi, dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Rabu (31/10).
(Baca juga: Diserang Isu Harga Makanan, Ini Pembelaan Tim Kampanye Jokowi
Dalam kesempatan itu, Presiden menjelaskan bila terjadi lonjakan harga bahan pokok maka dirinya akan langsung memerintahkan Menteri Perdagangan untuk turun tangan. Meski demikian, dirinya mengakui bahwa menjaga keseimbangan harga antara petani atau peternak dengan konsumen bukan perkara mudah.
“Jadi jangan sampai harganya terlalu rendah, peternak nanti teriak-teriak. Kalau sayur murah, nanti petani juga teriak rugi,” katanya.
Dalam pantauannya, beberapa komoditas yang harganya turun, menurut Jokowi, antara lain sawi hijau dari Rp 8.000 menjadi Rp 7.000 per kilogram, buncis dari biasanya Rp 16.000 menjadi Rp12.000 per kilogram. Namun ada juga komoditas yang mengalami kenaikan, misalnya alpukat dari Rp 20.000 menjadi Rp 25.000 dan ayam potong dari Rp 30.000 menjadi Rp 35.000 per kilogram. “Kalau suplai sedikit otomatis harganya naik sedikit. Saya kira dalam perdagangan adalah sesuatu yang biasa,” ujarnya.
(Baca juga: Mengadu Kebijakan Populis dari Program Ekonomi Jokowi dan Prabowo)