Operasi Pasar, Mentan Targetkan Tekan Harga Telur di Bawah Rp 26 Ribu

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kanan) didampingi Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi (kedua kiri) memeriksa telur ayam yang akan didistribusikan untuk operasi pasar di Toko Tani Indonesia Centre, Jakarta Selatan, Kamis (19/7).
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
19/7/2018, 16.30 WIB

Kementerian Pertanian menggelontorkan telur ayam sebanyak 100 ton pick up atau setara dengan 160 ton telur ayam dalam operasi pasar yang digelar hari ini, Kamis (19/7) di sejumlah pasar yang tersebar di 50 titik di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).  Lewat operasi pasar tersebut dia menargetkan harga telur ayam bisa kembali normal pada pekan depan. 

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan harga telur ayam dalam operasi pasar itu dijual sebesar Rp 19.500 per kilogram (kg), jauh lebih murah dibandingkan rata-rata harga jual di DKI Jakarta yang saat ini masih berada di kisaran Rp 28.500 per kg.

Menurut Amran,  pasokan telur cukup untuk menghadapi permintaan masyarakat. Namun operasi pasar rencananya tetap akan digelar hingga harga telur stabil sesuai target di bawah Rp 26 ribu per kg di tingkat konsumen. 

Beberapa daerah yang butuh pasokan telur tambahan adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jambi.

(Baca : .Mentan Gelar Operasi Pasar untuk Tekan Harga Telur)

“Surat edaran telah kami kirimkan kepada Kepala Dinas Pangan Provinsi,” kata Amran di Jakarta, Kamis (19/7).

Amran mengungkapkan alasan kenaikan harga telur salah satunya karena adanya  pemain tengah pada rantai distribusi telur yang  ingin mengambil keuntungan besar. “Disparitasnya bisa mencapai 60%,” ujarnya.

Atas lonjakan harga telur yang cukup signifikan itu, Kementerian Perdagangan pada Senin (16/7) lalu juga telah mengultimatum  pelaku usaha telur ayam untuk menurunkan harga dalam sepekan.  Intervensi itu dilakukan untuk menekan lonjakan harga telur ayam. Sebab,  harga acuan telur ayam dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 58 Tahun 2018 sebesar Rp 22 ribu per kilogram.

Amran  mengaku pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangann dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam menjalankan operasi pasar.  

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pinsar Indonesia Atun juga mengatakan telah memberikan tambahan pasokan telur untuk operasi pasar pemerintah sebanyak 15 ton telur. Pasokan telur diambil dari para peternak di daerah Cianjur, Jawa Barat dan Serang, Banten.

Dia mengatakan kenaikan harga yang diambil dari rantai tengah pasok atau di tingkat distributor  memang relatif tinggi. Perhitungan itu berdasarkan pada tingkat risiko pengiriman telur sebagai komoditas yang mudah rusak.

(Baca : Mendag Ultimatum Pengusaha Telur Turunkan Harga dalam Sepekan)

Atun menyebutkan harga telur di tingkat peternak rata-rata sudah berada di bawah Rp 21 ribu per kilogram. “Keuntungan penjual grosiran dan penjual eceran seharusnya masing-masing hanya sebesar Rp 2 ribu per kg,” katanya.

Dia menjelaskan harga telur di tingkat konsumen bisa mencapai Rp 25 ribu per kilogram jika pedagang tengah tidak mengambil margin yang tinggi. Namun, harga juga tergantung oleh pakan ternak yang masih mahal karena komponen impor.

(Baca : Dolar Menguat, Kemendag Kaji Opsi Menaikan Harga Acuan Telur)