Dengan demikian pemerintah tidak perlu lagi menambah anggaran baru untuk mengganti beras yang keluar dari gudang.
Sebelumnya, Deputi Bidang Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud menyatakan penghitungan selisih harga beli oleh Bulog dikurangi harga penjualan di tingkat konsumen bisa menjadi skema baru untuk mengganti pasokan beras Bulog.
(Baca : Kemensos Minta Bulog Perbaiki Kualitas Beras Bantuan Sosial)
“Misalnya ketika operasi pasar Bulog jual Rp 8 ribu per kilogram padahal belinya di atas itu, selisihnya itu yang dihitung jadi dana yang dibayarkan pemerintah ke Bulog,” kata Musdhalifah, Maret lalu.
Pembayaran dengan memanfaatkan selisih dana akan menjadikan perputaran uang Bulog menjadi lebih maksimal dan target capaian penyerapan beras menjadi lebih optimal. Dengan begitu, dana yang kembali ke tangan Bulog itu nantinya dapat dimanfaatkan lagi oleh perusahaan BUMN ini untuk membeli beras guna menjaga pasokan.
(Baca : Bulog Targetkan Pengadaan Beras Kuartal III Sebanyak 1 Juta Ton)