Pemerintah akan menugaskan sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjual beras sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) di pasar. Kebijakan tersebut menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mempercepat stabilitas harga beras sebelum Lebaran.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan penugasan penyaliuran beras kepada perusahaan BUMN telah diputuskan pada Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas). “Tanggal 16 April nanti semuanya mulai berjalan,” kata Enggar di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (11/4).
Kebijakan ini bertujuan agar masyarakat bisa mendapatkan beras sesuai HET medium di semua wilayah. Dengan terjaminnya pasokan, maka harga secara berangsur-angsur akan turun.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional per 11 April 2018,harga rata-rata beras medium I terpantau masih sekitar Rp 11.900 per kilogram dan beras medium II Rp 11.800 . Padahal, HET beras medium untuk kedua jenis tersebut seharusnya bekisar Rp 9.450, Rp 9.950, dan Rp 10.250 per wilayah.
Mendag pun lantas menugaskan Bulog untuk mengerahkan seluruh stok yang ada di gudang. “Intinya, seluruh pedagang beras di pasar wajib menjual beras medium sesuai HET,” ujarnya.
Deputi Bidang Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro mengatakan akan mengerahkan agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) untuk menjual beras sesuai HET. Misalnya, seperti pemilik toko kelontong yang menjadi mitra perbankan BUMN. “Saat ini agen laku pandai cukup banyak seperti Agen 46 atau BRI Link,” kata Wahyu.
Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono mengungkapkan kesiapan Himbara (Himpunan Bank Rakyat) untuk membantu penyaluran beras lewat agen perbankan. Sehingga, Bulog dan Kementerian Perdagangan bisa memiliki perpanjangan tangan untuk melakukan penjualan beras kepada masyarakat.
Maryono juga menuturkan, pasokan beras dari Bulog bakal dijual dengan HET medium. Sehingga bisa lebih cepat, lebih merata, dan lebih menyebar.
Sementara itu, catatan Perum Bulog hingga 11 April 2018, realisasi penyerapan beras petani telah tercatat sebanyak 385.287 ton. Sedangkan impor dari luar negeri sudah masuk ke gudang terpantau telah sebesar 295.503 ton.