PT Waskita Toll Road (WTR) hari ini resmi mendapatkan Rp 5 triliun dari penerbitan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) Ekuitas Danareksa Infrastruktur Trans Jawa. RDPT ini diterbitkan PT Danareksa Investment Management (DIM) sebagai manajer investasi. Sedangkan PT Bank Mega Tbk menjadi bank kustodian sementara Danareksa Sekuritas bertindak sebagai penjamin emisi.
Direktur Utama Waskita Toll Herwidiakto mengatakan tiga ruas tol yang dikelola anak usaha PT Waskita Karya Tbk ini menjadi underlying asset dari RDPT. Tiga tol tersebut yaitu ruas Kanci - Pejagan, Pejagan - Pemalang, serta Pasuruan - Probolinggo yang memiliki total panjang 123,8 kilometer.
Pembiayaan tersebut menjadi alternatif pendanaan yang tidak membutuhkan waktu terlalu daripada menjual tol tersebut seperti ke PT Jasa Marga. “Jadi RDPT skema alternatif yang relatif lebih cepat,” kata Herwidiakto di Jakarta, Selasa (10/4). (Baca: Waskita Rampungkan Divestasi 3 Tol Trans Jawa Pekan Depan).
Menurut Herwidiakto, dana Rp 5 triliun tadi akan digunakan untuk menyelesaikan ruas tol Trans Jawa agar berfungsi pada mudik lebaran tahun ini. Beberapa tol tersebut antara lain Batang - Semarang, konstruksi tol Solo - Ngawi, lalu Ngawi - Kertosono. Selain itu, ada pula tol Pasuruan - Probolinggo seksi I dan II yang akan diselesaikan pada 2018. Hal ini sesuai target Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Secara keseluruhan, skema yang digunakan yakni pengalihan 57,1 persen saham lama Waskita Transjawa Toll Road (anak usaha WTR) kepada RDPT dengan nilai Rp 2,8 triliun. Setelahnya, WTTR akan menerbitkan saham baru 30 persen kepada RDPT senilai Rp 2,1 triliun. Oleh sebab itu, setelah proses selesai, saham WTR di tiga ruas tol berkurang dari 99 persen menjadi 30 persen. Di lain pihak RDPT akan menguasai 70 persen saham.
(Baca juga: Waskita Karya Dibayangi Risiko Beban Utang yang Terus Membengkak).
Meski demikian, Herwidiakto masih membuka skema divestasi dengan Jasa Marga. Apalagi saat ini kedua pihak masih dalam proses pembicaraan dalam rangka divestasi jalan tol WTR. “Prosesnya masih open asal koridornya tetap business to business,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama Danareksa Sekuritas Jenpino Ngabdi menyatakan bahwa beberapa investor di balik RDPT antara lain Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asabri, serta PT Jasa Raharja (Persero). Ada lagi di luar itu? Jenpino enggan mengungkapkan. Ia berdalih karena investor lain sifatnya private placement.
(Lihat pula: Banyak Kecelakaan, BPK Siap Audit Investigasi Proyek Infrastruktur).
Di kesempatan berbeda, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengatakan bahwa operator tol plat merah itu masih berminat menguasai jalan tol Trans Jawa milik Waskita. Apalagi tahun ini rencananya ruas-ruas tersebut akan tersambung. “Kami masih berminat dan menunggu diskusi (dengan Waskita),” ujar Desi.