Industri Hulu Petrokimia Belum Siap Terapkan Industri 4.0

www.barito.co.id
Industri Petrokimia
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
6/4/2018, 08.30 WIB

(Baca: Industri Petrokimia Alami Stagnasi Dua Dekade Terakhir)

Selain itu, perusahaan Lotte Chemical Titan berencana berinvestasi dengan membangun naphta cracker yang memiliki kapasitas satu juta ton per tahun. Ada pula investasi yang dilakukan oleh Genting Oil Kasuri Pte Ltd di Papua untuk produksi metanol.

"Demikian juga PT Pupuk Indonesia bekerja sama dengan Ferrostaal dari Jerman mengerjakan beberapa industri petrokimia di Papua," kata Sigit.

Sigit mengatakan, investasi keempat perusahaan tersebut bakal mampu mengurangi import dari produk hulu petrokimia. Adapun, saat ini industri petrokimia Indonesia hanya mampu menghasilkan 800 ribu ton etilen per tahun melalui Chandra Asri.

Hal ini timpang dengan kebutuhan Indonesia yang mencapai enam juta ton per tahunnya. Angka tersebut akan meningkat hingga 8-9 juta ton per tahun pada 2025.

"Kalau ini bisa kami dapatkan 2025 saya yakin itu bisa mensubstitusi seluruh importasi yang nilainya kurang lebih US$ 20 milliar. Jadi ini butuh waktu. 50% (pengurangan impor) bisa kami lakukan," kata Sigit.

Halaman: