Penurunan daya beli masih menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar pelaku industri retail, tak terkecuali bagi PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). Perusahaan retail milik Grup Lippo ini mencatatkan laba bersih Rp 1,9 triliun sepanjang tahun lalu atau turun 5,6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Salah satu penyebab penurunan itu adalah minimnya kinerja penjualan perseroan yang hanya naik tipis 1,2% menjadi Rp 17,4 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 17,2 triliun.
Data kinerja keuangan perusahaan yang dipublikasikan kepada Bursa Efek Indonesia menunjukkan, pertumbuhan penjualan Matahari kurang optimal terjadi lantaran pertumbuhan rata-rata penjualan tiap toko (same store sales growth/SSSG) perseroan yang terus tertekan sejak 2016.
(Baca : Penjualan Lesu, MAP Tutup Seluruh Gerai New Look Tahun Ini)
Pada 2017, SSSG Matahari tercatat negatif 1,2% , berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya yang masih mampu tumbuh sebesar 5,5% . Meski demikian, kinerja SSSG di 2016 masih terpantau lebih rendah dibanding 2015 yang mampu mencetak angka pertumbuhan 6,8%.
Data perusahaan juga menunjukan, penurunan profil SSSG dan penjualan umumnya terjadi di beberapa wilayah operasi Matahari, seperti wilayah Jakarta dan sekitarnya yang tercatat -1,4%, Jawa -1,1% dan kawasan luar Jawa -1,3%.
Penurunan tersebut turut menyebabkan EBITDA dan EBITDA margin perseroan turun masing-masing sebesar 2,2% dan 60 basis poin (bps).
“Meskipun dilatar belakangi pelemahan daya beli konsumen, kami berhasil meningkatkan total penjualan sebesar 1,2%. Dengan program baru merchandise initiatives kami dan antisipasi kondisi ekonomi makro yang menguat, kami optimis bahwa penjualan akan tumbuh lebih baik di 2018," ujar CEO dan Vice President Director Matahari Department Store Richard Gibson dalam keterangan resmi, Selasa (26/2).
Hingga 2017 Matahari telah mengoperasikan sekitar 155 gerai di 73 kota di Indonesia. Jumlah gerai tersebut termasuk pembukaan 8 gerai baru dan penutupan 4 gerai lama di 2017. Sementara tahun ini, perseroan menargetkan bakal membuka 6-8 gerai baru di sejumlah wilayah di Indonesia.
(Baca juga : Usai Tutup Gerai New Look, MAP Siap Lanjutkan Ekspansi di 2018)
Pelemahan daya beli yang berujung pada redupnya gairah bisnis fashion retail juga telah menyebabkan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) menutup seluruh gerai dan tak memperpanjang distribusi penjualan brand fashion asal Inggris, New Look pada tahun ini.
"Gerai New Look sudah tutup sejak tahun lalu. Brandnya discontinue," ujar Head of Corporate Communication MAP Fetty Kwartati kepada Katadata saat dikonfirmasi mengenai isu penutupan gerai, Selasa (13/2).
Menurut keterangannya, penutupan gerai New Look terindikasi karena dampak pelemahan industri ritel. Hal tersebut kemudian langsung mempengaruhi performa operasional gerai perusahaan.
"Pembukaan dan penutupan toko merupakan business practice yang normal dalam operational retail, karena performance setiap toko selalu dimonitor dari waktu ke waktu," ujarnya.
Karenanya, berdasarkan evaluasi yang dilakukan perseroan, gerai New Look akhirnya diputuskan resmi ditutup secara bertahap sejak tahun lalu. Mengutip situs resmi perusahaan, MAP sebelumnya tercatat mengoperasikan 12 gerai New Look di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti di mall Central Park, Senayan City, Kota Kasablanka, Pondok Indah Mall, Kuala Namu dan Bali.