Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta peran Satuan Tugas (Satgas) Pangan ditingkatkan guna memantau pergerakan harga beras yang terus melambung tanpa alasan yang jelas. Kementerian Perdagangan mencatat harga beras terus meningkat sejak Agustus 2017 hingga Februari 2018.
“Satgas Pangan harus bisa menemukan apa penyakitnya, apakah karena pasokan atau ada oknum yang memainkan harga di pasar,” kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di Indramayu, Jawa Barat, Selasa (27/2).
(Baca : 261 Ribu Ton Beras Impor Siap Penuhi Gudang Bulog)
Atas kenaikan harga beras yang dinilai tak wajar itu, YLKI berasumsi ada permainan harga yang dilakukan para pedagang. Pasalnya, Kementerian Pertanian sebelumnya menyatakan bahwa pasokan beras untuk kebutuhan masyarakat dinilai telah mencukupi.
Karenanya Tulus meminta supaya pemerintah terus berupaya melakukan penegakkan hukum dengan memperketat pengawasan terhadap oknum yang sengaja memainkan harga pasar, di samping juga berperan dalam menjaga pasokan dan harga beras.
(Baca : Bulog : 281 Ribu Ton Beras Impor Siap Datang Bertahap)
“Jangan sampai masyarakat kekurangan pasokan dan harga beras mahal, jadi mereka harus menjaga keamanan pasokan dan harga yang wajar,” ujar Tulus.
Sementara menanggapi perihal kenaikan harga beras, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berharap harga jual beras bisa mulai turun perlahan, terutama menjelang puncak panen raya yang akan jatuh pada Maret mendatang. Pemerintah pun menyatakan persediaan stok bakal diperkuat.
Karenanya, Mendag akan menugaskan Bulog melakukan operasi pasar sehingga harga beras bisa di bawah Harga Eceran Tertinggi. Sedangkan di tingkat petani, Bulog juga akan tetap melakukan penyerapan gabah dan beras. “Harga akan kita tekan terus,” ujar Enggar.
Berdasarkan pantauan Katadata, beras medium Bulog di Pasar Indramayu dijual dengan harga Rp 9.350 per kilo gram.