Dukung Program Sejuta Rumah, BTN Targetkan 750 Ribu KPR Tahun Ini

ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan perumahan bersubsidi di Bojong Gede, Kabubaten Bogor, Jawa Barat , Senin (4/9). Pemerintah berencana melaksanakan dekonsentrasi bidang pembiayaan perumahan menjelang akhir tahun 2017 yang akan dilaksanakan di 16 pr
Penulis: Ihya Ulum Aldin
14/2/2018, 12.03 WIB

PT Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk. menargetkan bisa membiayai Kredit Pemilik Rumah (KPR) sebanyak 750 ribu unit rumah pada tahun ini. Target ini naik 11,2 persen dibandingkan target KPR tahun lalu yang sebanyak 666 ribu unit.

Direktur Utama Bank BTN Maryono merinci target tersebut terdiri atas penyaluran kredit perumahan subsidi sebanyak 536.868 unit rumah. Sementara untuk kredit perumahan nonsubsidi sebanyak 213.132 unit rumah.

"Untuk mendukung kesuksesan program (Sejuta Rumah), Bank BTN juga telah menggelar berbagai inovasi termasuk menggelar transformasi digital," ujar Maryono di Menara BTN, Jakarta, Selasa (13/2).

(Baca: BTN Sebut Program Sejuta Rumah Terganjal Perizinan)

Skema KPR untuk rumah murah yang Bank BTN akan salurkan, menggunakan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Subsidi Selisih Bunga (SSB). Untuk tahun ini, kata Maryono, BTN masih menunggu porsi anggaran pembagian FLPP dan SSB tersebut dari pemerintah.

"Sudah (mengajukan porsi anggaran ke Pemerintah). Cuma pembagiannya berapa FLPP, berapa Subsidi Selisih Bunga, kami tinggal menunggu Pemerintah," ujarnya. Dia juga belum mau menyebutkan berapa porsi anggaran subsidi yang diajukan Bank BTN kepada Pemerintah.

Tahun lalu, Bank BTN telah menyalurkan KPR sebanyak lebih dari 667 ribu unit rumah atau lebih banyak 0,2 persen dari target yang sebanyak 666 ribu unit. Kredit di perumahaan non-subsidi yang disalurkan sebanyak lebih dari 481 ribu unit, dari target 185,9 ribu unit.

Sementara untuk KPR subsidi, Bank BTN belum mampu memenuhi target tahun lalu. Realisasi KPR subsidi sepanjang 2017 hanya 481 ribu unit, sedangkan target yang sudah ditetapkan sebelumnya mencapai 504 ribu unit.

Gagalnya mencapai target tersebut karena terkendala masa produksi rumah yang pendek, sehingga jumlah rumah yang terbangun pun tidak bisa banyak. "Masa produksi rumah itu kan dia mengalami kelambatan di musim-musim hujan," ujar Maryono.