Jokowi: Ada 3.000 Industri yang Mencemari Sungai Citarum

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Buih busa limbah pabrik di aliran sungai Citarum, Jawa Barat, Rabu (20/9).
17/1/2018, 09.58 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan setidaknya ada 3.000 industri yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum mencemari sungai tersebut. Hal ini dikatakan Jokowi saat membuka pertemuan dengan para tokoh pemerhati lingkungan

Jokowi mengatakan pengerukan yang dilakukan pemerintah tidak akan efektif apabila bagian hulu, tengah, dan hilir Citarum tidak dibenahi. Salah satu yang menjadi masalah adalah bagian tengah di mana industri berlokasi. (Baca: Cemari Citarum, 15% Pabrik Tekstil Tak Punya Pengolahan Limbah)

"Kami prihatin bahwa informasi yang saya terima, 3.000 industri kebanyakan limbahnya masuk Citarum," kata Jokowi di Graha Wiksa Praniti Kantor Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Kementerian PUPR, Bandung, Selasa malam (16/1).

Presiden pun meminta masukan para pemerhati lingkungan untuk menata Citarum. Salah satunya mengenai keberadaan 2.400 perambah hutan di hulu Citarum yang semuanya petani kentang dan wortel. Perlu solusi untuk memindahkan produksi para petani ini ke komoditas lain yang lebih ramah lingkungan.

(Baca: Jokowi Minta Para Menteri Atasi Pencemaran Sungai Citarum)

Jokowi juga menjelaskan bahwa pemerintah telah mengambil sejumlah langkah pembenahan DAS Citarum. Salah satunya adalah pembangunan kolam retensi untuk mencegah banjir. Namun, penataan Citarum tidak akan berhasil apabila tidak ada pembenahan di sisi hulu sungai.

"Dikerjakan bersama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD, swasta, bahkan melibatkan internasional," ujarnya.

(Baca: Gandeng IMF- Bank Dunia, Pemerintah Atasi Pencemaran Sungai Citarum)

Dalam pertemuan tersebut Jokowi juga bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, hingga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono. Sedangkan salah satu pemerhati lingkungan yang hadir adalah aktivis lingkungan Jabar yang juga anggota Wanadri Iwan Abdulrachman.

Reporter: Ameidyo Daud Nasution