Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyiapkan anggaran untuk 14 bendungan tahun ini. Namun, hanya 11 bendungan yang akan betul-betul dikerjakan.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso mengatakan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Kementerian PUPR tidak menargetkan mana saja bendungan yang harus dibangun.
Menurutnya, penganggaran yang terlalu saklek justru akan menyulitkan, sebab ada perbedaan kondisi di lapangan. "Jadi biar luwes, maka ada 14 di DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran), tapi 11 yang akan kami kerjakan," kata Imam di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis (11/1).
(Baca juga: Resmikan Bendungan Raknamo, Jokowi: Kesejahteraan Rakyat NTT Bisa Naik)
Namun dirinya juga telah memetakan beberapa lokasi yang siap dibangun bendungan. Di antaranya adalah Bendungan Pelosika (Sulawesi Utara), Rukoh (Aceh), serta Bendungan Randugunting (Jawa Tengah). "Semester I siap dibangun," katanya.
Imam juga memastikan beberapa bendungan yang sempat terlambat pembangunannya pada tahun lalu saat ini sudah selesai lelang dan siap masuk pekerjaan fisik. Namun berbeda dengan tahun lalu, saat ini dirinya akan lebih berhat-hati. "Kami kaji lagi lebih teliti," ujarnya.
Pada tahun lalu, Kementerian PUPR hanya berhasil melelang 6 bendungan baru. Sedangkan tiga bendungan lain yang akan dilelang awal tahun ini adalah Bendungan Tiga Dihaji (Sumatra Selatan), Bendungan Sidan (Bali), dan Bendungan Bener (Jawa Tengah).
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra Atmawidjaja mengatakan kurang maksimalnya lelang proyek bendungan, berpengaruh pada serapan anggaran Kementerian PUPR tahun ini. "Direktorat Jenderal Sumber Daya Air serapan anggarannya masih 88%," ujarnya.